Jakarta, cinta-news.com – Gunung Semeru, si raksasa tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. Pada Minggu (22/6/2025), gunung yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini memuntahkan abu vulkanik setinggi 1,2 kilometer. Sebelumnya, Semeru sudah beberapa kali erupsi sejak Sabtu (21/6/2025), dengan kolom abu tebal berwarna kelabu yang terpantau jelas. Data dari laman magma.esdm.go.id mencatat, hingga pukul 17.00 WIB, gunung ini sudah erupsi 10 kali. Meski begitu, statusnya masih bertahan di level 2 (waspada).
Baca Juga:Pria Tewas Tertabrak Commuter Line di Kalideres Saat Menyeberang Rel
Erupsi Bertubi-tubi, Masyarakat Diminta Jaga Jarak
Petugas Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, melaporkan bahwa erupsi terakhir menghasilkan kolom abu setinggi 1.200 meter. “Status masih dalam level waspada, tetapi kami terus memantau perkembangan,” ujarnya dalam laporan tertulis. Pihaknya juga mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 13 kilometer dari puncak. Selain itu, masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru harus waspada terhadap ancaman awan panas, guguran lava, dan lahar.
“Kami imbau masyarakat untuk selalu siaga, terutama terhadap potensi awan panas dan aliran lahar,” tegas Ghufron. Pihak berwenang tidak sembarangan mengeluarkan imbauan ini, karena Gunung Semeru kerap meletus dan melontarkan material vulkanik berbahaya.
Aktivitas Vulkanik Meningkat, Potensi Bahaya Mengintai
Sejak Sabtu kemarin, Gunung Semeru menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Erupsi terjadi berulang kali, dengan abu vulkanik yang menyembur tinggi ke angkasa. Warga di sekitar lereng gunung melaporkan suara gemuruh dan getaran yang terasa hingga beberapa kilometer. Para ahli vulkanologi terus mengawasi perkembangan Gunung Semeru secara intensif, meski statusnya tetap di level waspada.
Menurut data pengamatan, abu vulkanik dari erupsi terakhir bergerak ke arah barat daya. Hal ini berpotensi mengganggu penerbangan dan aktivitas harian warga. Beberapa desa di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro sudah mulai merasakan hujan abu tipis. Pihak berwenang pun segera membagikan masker kepada masyarakat untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan.
Sejarah Erupsi Semeru & Dampaknya
Gunung Semeru bukanlah pemain baru dalam dunia vulkanologi. Sejak catatan modern dimulai, gunung ini sudah berkali-kali erupsi dengan dampak yang bervariasi. Erupsi besar terakhir terjadi pada Desember 2022, yang menyebabkan banjir lahar dingin dan mengubur sebagian permukiman warga. Kala itu, puluhan rumah hancur, dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
Kali ini, dengan 10 kali erupsi dalam sehari, kekhawatiran serupa mulai muncul. Namun, otoritas setempat memastikan mereka telah menyiapkan sistem peringatan dini dan prosedur evakuasi. Pemerintah telah membuka posko pengungsian sementara di beberapa lokasi aman, meski hingga kini belum ada warga yang mengungsi secara massal.
Antisipasi & Langkah Mitigasi
Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengaktifkan tim reaksi cepat. Mereka melakukan patroli rutin di zona bahaya dan memberikan sosialisasi kepada warga. “Kami berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan kesiapsiagaan,” kata salah seorang petugas BNPB.
Selain itu, petugas memasang alat pemantau khusus di aliran sungai yang berpotensi dilanda lahar. Alat ini akan memberikan peringatan dini jika material vulkanik mulai mengalir. Warga harus menghindari bantaran sungai, khususnya saat hujan, karena berisiko memicu lahar dingin.
Gunung Semeru merupakan salah satu destinasi pendakian populer di Jawa Timur. Namun, sejak status waspada diberlakukan, seluruh aktivitas pendakian ditutup sementara. Kebijakan ini tentu memengaruhi para pemandu wisata dan pedagang sekitar.
“Kami kehilangan pendapatan, tetapi keselamatan lebih penting,” ujar salah seorang pemandu pendakian. Pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan bahwa penutupan ini bersifat sementara hingga kondisi benar-benar aman.
Apa yang Harus Dilakukan Warga?
Bagi masyarakat yang tinggal di zona rawan bencana, berikut beberapa langkah penting:
- Patuhi radius aman 13 km dari puncak.
- Siapkan masker untuk menghindari abu vulkanik.
- Waspada terhadap awan panas dan lahar, terutama saat hujan.
- Pantau informasi resmi dari Magma Indonesia dan BNPB.
- Siapkan tas darurat berisi dokumen penting, obat-obatan, dan logistik.
Gunung Semeru kembali mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga. Meski statusnya masih waspada, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah, petugas, dan masyarakat harus berkoordinasi dengan baik untuk meminimalisir risiko bencana. Pantau terus perkembangan terbaru dan selalu siap siaga!