CINTA-NEWS – Gen Z kini berbagi rasa sakit dan trauma melalui TikTok. Mereka mengungkapkan pengalaman sulit tanpa rasa malu. Para pengguna mengungkapkan cerita tentang kecanduan, kemarahan, dan kekecewaan. Mereka pula menceritakan bagaimana trauma mengisi sistem saraf mereka. Gen Z melakukan ini untuk melindungi diri dan menciptakan pemahaman tentang kesehatan mental.
“BACA JUGA : Waspadai Klaim SPF Palsu Panduan Pintar Pilih Tabir Surya”
Praktisi Somatik Yang Menangani Trauma
Meg Schnetzer, praktisi somatik yang menangani trauma, mengamati tren ini dengan cermat. Dia menyatakan, “Generasi Z kini membuka diri dan berbagi segala hal.” Menurutnya, keterbukaan ini membangun kesadaran dan mendorong dukungan bersama. Meg kagum dengan keberanian mereka dan menyebutnya sebagai langkah positif. Dia percaya, berbagi trauma bisa memicu gerakan yang serupa di kalangan lebih luas.
Selanjutnya, Gen Z menggunakan TikTok untuk menyampaikan emosi mereka secara jujur. Mereka memilih media ini karena merasa aman di ruang digital. Mereka menemukan kekuatan dalam berbagi pengalaman dengan cara yang otentik. Dengan begitu, mereka mengatasi perasaan negatif dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Namun, membagikan cerita trauma di media sosial membawa risiko tersendiri. Potensi masalah privasi dan keamanan muncul secara nyata. Gen Z harus berhati-hati untuk menghindari tindakan negatif atau ancaman dari pihak luar. Meski begitu, banyak yang tetap memilih untuk terbuka karena mereka merasa didukung oleh komunitas online.
Lebih lanjut, Meg menyoroti bahwa generasi sebelumnya, seperti Milenial, tumbuh dengan menahan emosi. Sebaliknya, Gen Z merangkul perasaan mereka secara penuh. Mereka mengakui setiap respon emosional sebagai bagian dari proses penyembuhan. Dengan berbagi, mereka menciptakan ruang dialog yang sehat tentang trauma.
Terakhir, tren ini mengubah cara pandang kita terhadap kesehatan mental. Semakin banyak orang mengakui pentingnya mengelola trauma secara terbuka. Gen Z mendorong perubahan positif dengan mengubah norma sosial. Mereka membantu mematahkan stigma seputar pengungkapan rasa sakit dan trauma.
“BACA JUGA : Panduan Memperbaiki Hubungan Setelah Perselingkuhan”
Singkatnya, Gen Z memanfaatkan TikTok sebagai media pelampiasan trauma. Mereka menciptakan komunitas yang mendukung serta menginspirasi upaya untuk mengatasi trauma. Pembukaan diri ini memberikan harapan baru dalam mengelola kesehatan mental secara kolektif dan positif.
2 tanggapan untuk “TikTok Jadi Media Ekspresi Trauma Gen Z”