Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Sultan Hijaukan Kembali Merapi, Warga Eks-Tambang Banting Setir ke Budidaya Kopi

YOGYAKARTA, Cinta-news.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, secara tegas menghentikan seluruh aktivitas penambangan di lereng Gunung Merapi. Alih-alih membiarkan kerusakan terus terjadi, beliau justru mengajak mantan penambang untuk beralih profesi menjadi petani kopi yang jauh lebih menjanjikan dan ramah lingkungan.

Tak hanya sekadar wacana, Sultan langsung memberikan bantuan bibit kopi secara gratis kepada masyarakat. Tujuannya jelas: agar warga yang sebelumnya menggantungkan hidupnya pada penambangan pasir dapat beralih ke mata pencaharian baru yang lebih berkelanjutan dan tidak merusak alam.

“Lihatlah kondisi Gunung Merapi sekarang! Sudah tidak ada lagi penambangan pasir yang merusak, kecuali aktivitas yang terkendali di pinggir sungai. Dulu, kerusakan di sini sangat parah, sampai akhirnya saya turun tangan langsung untuk memulihkannya. Hasilnya, Merapi kini kembali menjadi gunung yang lestari,” tegas Sultan dengan penuh semangat pada Jumat (19/9/2025).

“Intinya, kita sama sekali tidak boleh merusak lingkungan. Kami tidak lagi menggalinya untuk pasir, melainkan memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam kopi,” tambah Ngarsa Dalem yang visioner itu.

Tahun 2025 ini menjadi sebuah tonggak sejarah karena masyarakat merayakan panen kopi untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Daerah yang dulunya gersang dan berlubang akibat penambangan, sekarang berubah menjadi hamparan kebun kopi hijau yang produktif.

“Pencapaiannya luar biasa! Tahun ini sudah panen ketiga. Masyarakat yang dulu bekerja sebagai penambang pasir dengan risiko tinggi, sekarang justru menjadi bagian dari gerakan penanaman kopi yang membanggakan,” jelas Sultan dengan wajah berbinar.

Bahkan, perkembangan jumlah pohon kopinya sungguh fantastis. Hingga saat ini, sudah lebih dari 150 ribu batang kopi yang berhasil ditanam dan tumbuh subur di lereng Gunung Merapi.

“Kita sudah berhasil menanam 150 ribu batang kopi di sana. Ini adalah bukti nyata komitmen kita untuk pemulihan lingkungan,” tuturnya dengan bangga.

Peralihan profesi massal ini terbukti sangat sukses. Masyarakat tidak hanya mendapatkan penghasilan yang lebih layak dan stabil, tetapi mereka juga bisa memperolehnya tanpa harus merusak alam yang menjadi warisan bagi anak cucu.

“Harapan saya besar, semoga semua mantan penambang ini benar-benar beralih pekerjaan ke sektor yang lebih positif. Kami dengan sungguh-sungguh mengusahakan alih profesi ini. Targetnya, kondisi alam Jogja semakin membaik dan bisa kita jaga bersama-sama dengan kesadaran penuh,” ucap Sultan penuh harap.

Sebelumnya, Sultan juga menyinggung pentingnya pelestarian sungai. Beliau aktif menggalakkan penebaran benih ikan dan menjaga kebersihan sungai agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah. Aksi nyata ini merupakan wujud dari filosofi luhur Jawa, Hamemayu Hayuning Bawana, yang berarti menyayangi dan menciptakan harmoni di dunia.

“Sungai yang bersih dan jernih adalah bagian integral dari filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Filosofi kebijakan lokal yang sangat arif ini bahkan telah diakui oleh UNESCO,” papar Sultan.

“Jadi, izinkan saya menjelaskan bahwa makna dari Hamemayu Hayuning Bawono sebenarnya terdiri dari tiga poin utama. Namun, poin pertama adalah yang paling relevan dengan kegiatan kita hari ini: keselamatan alam dan lingkungan hanya dapat terwujud berkat kebijakan manusia yang bijaksana dan bertanggung jawab,” kata Sultan menutup pembicaraannya dengan pesan yang mendalam.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *