BALI, KOMPAS.com – Siswa “Nakal” Dikirim ke Barak Militer, Natalius Pigai : Tak Langgar HAM, malah bentuk pendidikan yang baik. Selanjutnya, Pigai menegaskan bahwa langkah tersebut justru membantu membentuk karakter generasi muda. Menurutnya, program ini tidak melanggar HAM asalkan tidak ada kekerasan fisik.
Pertama-tama, Pigai menjelaskan bahwa kebijakan Dedi Mulyadi bertujuan mempersiapkan mental dan disiplin siswa. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pendidikan semacam ini sejalan dengan konstitusi, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah hak sekaligus kewajiban negara. Pemerintah dapat menerapkan metode pembelajaran efektif, termasuk melibatkan siswa dalam pelatihan militer.
Baca Juga: Trump: India-Pakistan Sepakat untuk Gencatan Senjata
Di sisi lain, banyak pihak seperti Komnas HAM dan para psikolog menentang kebijakan ini. Namun demikian, Pigai justru mempertanyakan dasar penolakan mereka. Ia menegaskan program tersebut sah untuk dilaksanakan asalkan tidak melibatkan penyiksaan fisik. Selain itu, ia menegaskan bahwa Komnas HAM tidak memiliki alasan kuat untuk melarangnya.
Selanjutnya, Pigai juga mengklarifikasi bahwa TNI tidak bertindak sebagai pendidik dalam program ini. Militer hanya meminjamkan baraknya sebagai tempat pelatihan, sama seperti pihak kampus menyediakan aula untuk seminar atau acara lainnya. Oleh karena itu, ia menilai bahwa kritik terhadap kebijakan ini kurang berdasar.
Baca Juga: Amerika Serikat Larang Warganya Berkunjung ke Indonesia, Khususnya Papua
Terakhir, Pigai menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Dalam kuliah umumnya, ia menyoroti pentingnya membangun SDM yang unggul dalam pengetahuan, keterampilan, dan moral untuk menyongsong tahun 2045. Dengan kata lain, program pelatihan militer memperkuat karakter siswa nakal sekaligus menjadi solusi pembentukan generasi muda Indonesia.
Secara keseluruhan, Pigai terus mendukung kebijakan Gubernur Jabar ini. Meskipun menuai pro dan kontra, ia meyakini metode ini akan berhasil asalkan menjunjung tinggi HAM. Program ini diharapkan mampu membentuk generasi muda yang lebih disiplin dan bertanggung jawab.