TANGERANG, Cinta-news.com – Kemlu RI Naikkan Status Siaga Satu di Yaman Utara, Simak Alasannya. Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) tak main-main dalam menanggapi eskalasi konflik di Yaman Utara. Mereka langsung menetapkan status siaga satu untuk lima kota rawan, yaitu Hudaidah, Sana’a, Dhamar, Taizz, dan Turbah.
Awalnya, KBRI Muscat sudah memasang status siaga sejak Oktober 2024 untuk tiga kota: Hudaidah, Sana’a, dan Dhamar. Namun, melihat situasi yang semakin panas, Kemlu memperluas cakupannya dengan menambahkan Taizz dan Turbah pada Mei 2025. “Kami terus berkoordinasi intensif dengan KBRI Muscat dan instansi terkait untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar,” jelas Judha Nugraha, Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, saat jumpa pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/5/2025).
Eskalasi Konflik Memicu Evakuasi Darurat
Sejak Maret 2025, serangan udara di Yaman Utara sudah mencapai ratusan kali. Judha menegaskan, kondisi ini benar-benar membahayakan nyawa WNI. “Kami tidak bisa tinggal diam. Evakuasi harus segera dilakukan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Kemlu juga mengimbau keras agar WNI menunda semua rencana perjalanan ke Yaman. “Ini wilayah konflik, risikonya sangat tinggi. Kalau tidak mendesak, lebih baik tunggu sampai situasi benar-benar aman,” pesannya.
10 WNI Sudah Tiba di Tanah Air
Kabar baiknya, 10 WNI yang terdampak konflik akhirnya berhasil dievakuasi dan tiba di Indonesia pada Kamis (22/5/2025). Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Banten, Jakarta, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Proses evakuasi mereka tidak mudah. Pertama, mereka harus menempuh perjalanan darat dari Yaman Utara ke Rumah Pelindungan KBRI Muscat di Tarim (Yaman Selatan) pada 17-18 Mei. Setelah itu, mereka dibawa ke Salalah, Oman, sebelum akhirnya terbang ke Jakarta pada 21 Mei.
Kemlu tidak berhenti sampai di situ. Saat ini, persiapan evakuasi gelombang kedua sedang digenjot. Sebanyak 18 WNI—termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia—telah menyatakan kesediaan untuk pulang. “Kami akan terus memantau dan memastikan mereka semua bisa kembali dengan selamat,” tambah Judha.
Dengan langkah cepat ini, Kemlu membuktikan komitmennya dalam melindungi WNI di zona bahaya. Namun, mereka juga mengingatkan: “Jangan remehkan situasi di Yaman. Keselamatan harus jadi prioritas utama.”