cinta-news.com — Yaman Kembali Hujani Israel dengan Serangan Rudal – Situasi Memanas!. Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman pada Rabu (14/5). Serangan ini menandai aksi kedua kelompok Houthi dalam kurun 24 jam terakhir. Sejak konflik Gaza pecah pada Oktober 2023, kelompok tersebut terus menunjukkan solidaritasnya terhadap Hamas dengan melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel.
Begitu sirene peringatan berkumandang di sejumlah lokasi, sistem pertahanan udara Israel segera bergerak dan berhasil menghancurkan rudal yang mendekat dari arah Yaman. Militer Israel secara resmi menyatakan, “Tidak ada kerusakan atau korban jiwa dalam insiden ini.” Sementara itu, koresponden AFP di Yerusalem melaporkan mendengar suara ledakan keras, diduga berasal dari proses intercept rudal tersebut.
Sehari sebelumnya, militer Israel juga mengklaim telah menangkis rudal Houthi yang menarget Bandara Internasional Ben Gurion. Namun, serangan di awal Mei lalu sempat menembus pertahanan udara dan mengakibatkan kerusakan di sekitar terminal utama bandara. Akibatnya, beberapa orang mengalami luka-luka.
Sebagai respons, Israel tidak tinggal diam. Mereka langsung melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa, dan menghancurkan sejumlah infrastruktur vital, termasuk tiga pembangkit listrik. Selain itu, militer Israel mengeluarkan peringatan keras agar warga sipil segera mengungsi dari tiga pelabuhan utama yang dikuasai Houthi.
Serangan ini terjadi di tengah jeda tembak antara Houthi dan Amerika Serikat. Sebelumnya, AS terlibat dalam operasi pengeboman di Yaman sebagai balasan atas ancaman terhadap keamanan pelayaran internasional. Namun, Washington baru saja mengumumkan kesepakatan gencatan senjata terbatas dengan Houthi pekan lalu.
Dengan serangan beruntun dari Yaman dan pembalasan Israel yang semakin gencar, ketegangan di kawasan ini terus memanas. Kelompok Houthi tetap bersikukuh mendukung Hamas, sementara Israel tidak ragu melancarkan serangan balasan. Situasi ini memperlihatkan betapa rumitnya konflik di Timur Tengah, di mana setiap aksi memicu reaksi yang semakin keras.
Di tengah pertukaran serangan ini, warga sipil di kedua pihak menjadi korban yang paling menderita. Infrastruktur hancur, listrik padam, dan ancaman evakuasi membuat kehidupan sehari-hari semakin sulit. Pihak internasional terus mendorong diplomasi, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda perdamaian yang konkret.
Dengan situasi yang terus memanas, dunia menunggu langkah selanjutnya dari kedua belah pihak. Apakah gencatan senjata AS-Houthi bisa bertahan? Atau justru serangan balasan Israel akan semakin intensif? Satu hal yang pasti: konflik ini masih jauh dari kata selesai.