cinta-news.com – Kedatangan Jepang ke wilayah Hindia Belanda (kemudian Indonesia) pada 1942 disertai dengan sejumlah kebijakan yang melenyapkan pengaruh Belanda, termasuk di bidang pendidikan.
Jepang menutup semua sekolah bikinan Belanda, lantas menggantinya dengan sistem baru yang lebih menarik simpati rakyat.
Ada lima jenjang pendidikan yang dibuat pemerintah pendudukan Jepang. Kelima jenjang itu terbuka untuk siapa saja, tanpa dibedakan menurut status sosial atau ras.
Tingkatan pendidikan di Masa Jepang
Berikut ini adalah lima jenjang pendidikan di masa Jepang:
1. Kokumin Gakko (setara SD)

Gokumin Gakko merupakan jenjang pertama dari sistem pendidikan pertama Jepang. Memiliki kesetaraan dengan sekolah dasar (6 tahun), Gokumin Gakko membekali peserta didik dengan penguasaan ilmu-ilmu dasar secara menyeluruh.
2. Shoto Chu Gakko (setara SMP)

Shoto Chu Gakko ialah sekolah lanjutan setelah lulus dari Gokumin Gakko. Kita dapat menyatakan bahwa Shoto Chu Gakko setara dengan SMP dengan masa studi tiga tahun.
MK dan Reformasi Pendidikan
3. Khoto Chu Gakko (setara SMA)

Khoto Chu Gakko adalah jenjang pendidikan yang setara sekolah menengah atas. Siswa dapat menempuh pendidikan di Khoto Chu Gakko maksimal selama tiga tahun.Jika telah menyelesaikan Shoto Chu Gakko, makan bisa melanjutkan ke Khoto Chu Gakko.
4. Kogyo Cakka (setara SMK)

Hampir mirip dengan sekolah menengah kejuruan zaman sekarang, Kagyo Gakko bertujuan membekali siswanya dengan keahlian pada bidang tertentu.
Sekolah memberikan pelajaran spesifik untuk mempersiapkan siswa terjun ke masyarakat atau dunia kerja.
5. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan pengganti universitas. Jepang membuka sekolah tinggi kedokteran di Jakarta dan sekolah tinggi teknik di Bandung.
Selama masa Jepang, terdapat progam pelatihan dan pembinaan bagi siswa dan guru. Pelatihan itu berupa bahasa Jepang, sejarah Jepang, dan adat istiadat Jepang.
Selain itu, ada juga indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu, slogan untuk persaudaran di kawasan Asia Timur Raya.
Pemerintah Jepang mewajibkan seluruh siswa dan guru menyanyikan lagu kebangsaan Kimigayo.Kemudian, setiap pagi mengibarkan Hinomaru (bendara Jepang), dan menunduk menghadap ke timur sebagai rasa hormat pada kaisar Tenno Heika. Hal ini bertujuan memupuk kesetiaan pada Jepang.
Refrensi:
- Imam Barnadib, (1999), “Mobilitas Sosial dan Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang”, Dinamika Pendidikan, No. 1 Tahun VI, 39-44.
- Suci Ramadhani, (2021), “Sejarah Perkembangan Pendidikan Indonesia Pada Masa Penjajahan Jepang”, Jurnal Humanitas, Vol. 8(1), 10-23.
Satu tanggapan untuk “Jenjang Pendidikan pada Masa Penjajahan Jepang”