TEGAL, Cinta-news.com – Getarkan dunia pendidikan dan orang tua, wacana Presiden Prabowo Subianto untuk membatasi game online keras seperti PUBG langsung menyulut reaksi. Pemicunya adalah insiden ledakan mencekam di SMA Negeri 72 Jakarta yang masih menyisakan duka. Kabar baiknya, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) justru menyambut hangat ide Presiden ini.
Tanpa menunggu lama, Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, segera angkat bicara. Ia mendukung langkah tersebut. Namun, Fikri dengan tegas mengingatkan semua pihak. Menurutnya, solusi untuk masalah kompleks ini tidak boleh hanya sekadar di atas kertas. “Kami menyambut baik wacana itu, tentunya perlu pengawasan bersama dan kolaborasi aktif antara sekolah, orang tua, dan pemerintah. Pengawasan tidak hanya bersifat administratif,” tegas Fikri dalam keterangan tertulis yang berhasil diterima redaksi di Tegal, Selasa (11/11/2025). Ia menekankan bahwa pemerintah harus bergerak lebih dalam daripada sekadar membuat aturan baru.
Lebih jauh, Fikri kemudian memperjelas pandangannya. Ia menegaskan untuk benar-benar menanggulangi dampak negatif game online, tiga pilar utama harus bersatu padu. Ketiga pilar itu adalah sekolah, orang tua, dan pemerintah. Mereka harus berkolaborasi membentuk tameng pelindung bagi anak-anak kita.
Sebagai informasi, wacana pembatasan game online ini pertama kali mengemuka setelah Presiden Prabowo Subianto berbicara dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam sebuah rapat terbatas di Jakarta, Minggu (9/11/2025). Dalam kesempatan itu, Presiden secara khusus menyoroti sisi psikologis anak-anak yang kerap terpapar game kekerasan. Beliau menyampaikan kekhawatiran mendalam. Kekhawatirannya adalah konten kekerasan dalam game dapat membuat anak-anak menganggap kekerasan sebagai hal yang biasa.
Langkah strategis ini bukan tanpa alasan. Pemerintah menyebutnya sebagai tindak lanjut langsung dari tragedi ledakan di SMA 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025). Tragedi nahas itu menewaskan seorang siswa dan melukai 96 orang lainnya. Yang membuat hati semakin miris, dugaan sementara mengarah pada satu siswa sekolah tersebut. Siswa itu diduga menjadi pelaku dalam peristiwa tragis itu.
Merespon kondisi ini, Fikri Faqih tidak berhenti hanya pada dukungan semata. Ia secara aktif mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan literasi digital bagi pelajar, guru, dan orang tua. Menurutnya, langkah ini merupakan kunci utama. Masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, harus dibekali kemampuan memilah dan menggunakan teknologi secara bijak.
Selain itu, legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyampaikan permintaan khusus. Ia meminta semua satuan pendidikan memperkuat sistem pengawasan internal mereka.
Tidak hanya berhenti di pengawasan, Fikri juga menggagas ide yang lebih mendasar. Ia menegaskan bahwa sekolah harus membarengi penguatan sistem pengawasan dengan menyusun kurikulum lokal yang kreatif. Kurikulum ini dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari perundungan. “Saatnya masing-masing satuan pendidikan berinisiatif, mata pelajaran mana saja yang mendukung hal ini agar guru-gurunya berkoordinasi menyusun bersama kurikulum lokal tentu tidak keluar dari kurikulum yang sekarang berjalan,” pungkas Fikri. Seruan Fikri ini diharapkan dapat memicu gerakan nyata di akar rumput. Gerakan ini akan melibatkan semua pihak untuk bersama-sama melindungi masa depan generasi penerus bangsa.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com












Fantastic web site. A lot of helpful info here. I am sending it to several friends ans additionally sharing in delicious. And certainly, thank you on your sweat!
It?¦s actually a great and helpful piece of info. I?¦m glad that you simply shared this helpful information with us. Please stay us up to date like this. Thanks for sharing.