BEKASI, Cinta-news.com – Polisi menutup paksa kolam renang tempat dua siswi SDIT Ibnul Jazari tewas tenggelam. Petugas memasang garis polisi di seluruh area kolam untuk mengamankan TKP dan mempercepat penyelidikan kasus yang mengguncang warga Bahagia, Babelan ini.
Kapolsek Babelan Kompol Wito memimpin langsung pengamanan lokasi. Timnya menyita tiga kamera CCTV dan pakaian korban sebagai barang bukti. “Kami akan memeriksa semua faktor, termasuk kondisi udara di kolam renang tertutup ini,” tegas Wito saat memeriksa lokasi.
Kepala SDIT Ibnul Jazari Muhammad Unais mengaku kaget saat mendapat kabar tragedi ini dari staf sekolah. Ia langsung meluncur ke RS Viola setelah mendengar dua muridnya tenggelam. “Saya langsung bergegas ke rumah sakit begitu dapat telepon dari staf,” kenang Unais dengan wajah sedih.
Menurut penuturan Unais, dua guru pendamping sedang memandu 25 muridnya keluar dari kolam ketika seorang anak tiba-tiba berteriak. “Bu, ada yang tenggelam!” teriak salah satu murid. Para guru langsung bereaksi cepat, tapi nyawa KBW (7) dan FAP (6) sudah tidak tertolong.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Agta Bhuana Putra menjelaskan kronologi kejadian. “Ini sesi perdana ekskul renang untuk kelas 1. Baru 30 menit berjalan, pendamping sudah harus menelepon orang tua korban,” jelas Agta.
Ibu KBW menjadi orang tua pertama yang tiba di rumah sakit. Perempuan itu langsung pingsan saat dokter mengatakan anaknya meninggal. Ia kemudian menghubungi ibu FAP yang ternyata tetangganya di Setia Mulya. Kedua jenazah akhirnya keluarga bawa pulang dengan air mata.
Pihak sekolah berjanji mengevaluasi sistem pengawasan ekskul. “Kami akan perketat protokol keselamatan untuk kegiatan berisiko seperti ini,” janji Unais. Sementara polisi terus mengumpulkan bukti dan keterangan saksi.
Warga sekitar berharap kasus ini segera terungkap. “Kami ingin kejelasan, jangan sampai ada korban lagi,” ujar seorang wali murid yang enggan disebut namanya.
