Cinta-news.com – Hujan deras dan angin kencang tanpa ampun menggempur Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Serangan alam ini langsung merusak tanaman cabai petani di Kecamatan Jogorogo. Akibatnya, dalam sebulan terakhir banyak petani akhirnya gagal panen.
Kepala Desa Bruhuh, Muhtarom, membenarkan keadaan tragis ini pada Jumat (24/10/2025). Ia menjelaskan bahwa hujan dan angin tiba-tiba mengubah kondisi cabai siap panen menjadi layu dan mati. Padahal sebelumnya fase pertumbuhan tanaman benar-benar bagus dan terawat sempurna.
“Proses tumbuh kembangnya awalnya sangat bagus,” ujar Muhtarom. Namun hujan dan angin terus-menerus akhirnya membuat banyak pohon cabai membusuk. Cabai yang tersisa juga terlihat rusak parah sehingga tidak layak jual.
Muhtarom memaparkan bahwa petani kini menanggung kerugian sangat dalam. Mereka hanya memiliki sedikit cabai layak jual. Musibah ini kian menjadi setelah harga cabai di pasaran juga mengalami kemerosotan tajam.
Sebelumnya harga cabai pernah mencapai puncak Rp 50.000 per kilogram. Kini harga di pasaran merosot tajam menjadi Rp 38.000. “Dengan harga segitu, untuk kembali modal saja sangat sulit,” keluh Muhtarom.
Jenis cabai rawit bukanlah satu-satunya korban. Tanaman cabai keriting juga mengalami kerusakan parah. Kerusakan terlihat jelas pada buah cabai keriting yang sebagian besar sudah membusuk.
Kondisi finansial petani cabai keriting juga tak kalah memilukan. Di tingkat petani, harga cabai keriting anjlok menjadi Rp 20.000 per kilogram. Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 35.000. Sementara di tingkat pasar, harganya berkisar Rp 25.000 per kilogram.
Akibat rentetan musibah ini, banyak petani kini kebingungan memilih jenis tanaman holtikultura yang cocok untuk musim penghujan. Sebagai contoh, jika beralih ke tomat, mereka justru dikhawatirkan kembali merugi. Harga tomat sering anjlok hingga Rp 1.000 per kilogram.
“Kami benar-benar bingung dengan cuaca ekstrem seperti ini mau menanam apa. Tomat pun banyak yang rusak. Harganya juga seringkali sangat rendah,” kata dia dengan kekhawatiran.
Sementara itu pedagang sayur asal Jogorogo, Prapto, membenarkan penurunan harga yang drastis ini. Kondisi fisik cabai dan tomat yang rusak membuat harganya terus anjlok selama sebulan terakhir.
“Harganya memang turun terus karena banyak cabai dan tomat rusak. Ini membuat harga cabai anjlok ke angka Rp 38.000 per kilogram,” jelas Prapto.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











