JAKARTA, cinta-news.com – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jakarta 2025 resmi dibuka pada Senin (16/6/2025). Namun, sejumlah orangtua justru menghadapi kendala saat mendaftarkan anaknya secara online. Faktanya, masalah ini seringkali muncul karena kesalahan orangtua dalam menginput data, bukan dari sistem SPMB itu sendiri.
Baca Juga:Kasino Mewah di Bandung Terbongkar: Ruang VIP Eksklusif, 44 Tersangka, dan Uang Rp 2,7 Miliar Disita
Salah Pilih Sekolah, Orangtua Panik
Maya (37), warga Cipinang Muara, Jakarta Timur, segera mengajukan permohonan untuk mengeluarkan anaknya dari sistem SPMB. Ia khawatir sistem akan menerima anaknya di sekolah jauh karena ia salah memilih lokasi.
“Awalnya mau daftar di SD wilayah Cipinang, tapi saya salah klik dan malah kepilih yang di Duren Sawit. Jaraknya jadi terlalu jauh,” keluh Maya saat berbincang di SMK Negeri 26 Jakarta.
Ia mengakui kesalahannya dan langsung mendatangi posko SPMB untuk meminta solusi. Petugas pun menyarankan agar Maya menunggu hingga nama anaknya “terlempar” dari sistem sebelum mendaftar ulang.
“Katanya harus tunggu sampai namanya hilang dulu, baru bisa daftar lagi. Syukurlah masih ada kesempatan,” ujarnya lega.
KK Tak Terverifikasi, Orangtua Kebingungan
Kendala lain dialami Agus (40), warga Jatinegara, yang gagal verifikasi karena data Kartu Keluarga (KK)-nya tidak terdeteksi di sistem. Padahal, ia yakin sudah memenuhi semua persyaratan.
“Sistem menolak verifikasi karena tidak menemukan data KK di Dukcapil. Padahal saya sudah mengurusnya di kelurahan, tapi petugas malah menyuruh saya melapor ke posko SPMB terlebih dahulu,” keluh Agus “dengan nada kesal.
Ternyata, masalah muncul karena Agus baru pindah alamat setelah penggusuran. Sayangnya, sistem SPMB hanya menerima perubahan KK yang dilakukan sebelum 16 Juni 2024.
“Alamatnya cuma beda RT/RW, kelurahan dan kecamatan sama. Tapi tetap enggak lolos,” tambahnya.
Setelah berkonsultasi, petugas posko meminta Agus untuk mendaftar ulang dengan mencantumkan dua alamat sekaligus.
Posko SPMB Dibanjiri Keluhan
Setiap hari, puluhan orangtua memadati posko bantuan SPMB di SMK Negeri 26 Jakarta untuk mengeluhkan berbagai kesalahan dalam proses pendaftaran.
“Yang paling sering terjadi adalah salah pilih sekolah dan lupa password,” jelas Tri Kurniasih, Kepala Seksi SMP dan SMA Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.
Tri menekankan, orangtua harus lebih teliti saat memilih sekolah karena sistem sudah memberikan tiga kali kesempatan verifikasi sebelum data akhir dikirim.
“Harus dibaca baik-baik, soalnya ada tiga kali persetujuan sebelum submit. Jangan sampai salah klik,” pesannya.
Bagi yang sudah terlanjur salah pilih, masih ada kesempatan memperbaiki dengan menunggu sistem melepas data calon murid terlebih dahulu.
“Biasanya butuh waktu tiga hari sampai nama anak ‘terlempar’, baru bisa daftar ulang,” jelas Tri.
300 Laporan per Hari, Reset Password Jadi Masalah Utama
Setiap hari, posko SPMB di SMKN 26 Jakarta menerima sekitar 300 aduan, baik secara luring maupun daring.
“Yang paling sering itu lupa password, lalu akun belum terverifikasi,” ungkap Tri.
Selain itu, banyak orangtua yang protes karena data KK mereka tidak memenuhi syarat cut-off.
“Kalau KK terbit setelah 16 Juni 2024, sistem otomatis menolak. Ini aturan yang harus dipahami sejak awal,” tegasnya.
Tak sedikit pula yang ingin mengubah pilihan sekolah karena merasa salah pilih. Tim posko pun kewalahan melayani permintaan ini.
Tips Hindari Kesalahan Saat Daftar SPMB
Agar tidak mengalami kendala serupa, berikut beberapa tips dari petugas SPMB:
- Periksa KK – Pastikan data KK sudah sesuai dan tidak melewati batas cut-off.
- Teliti Memilih Sekolah – Baca ulang sebelum mengklik, jangan sampai salah pilih.
- Catat Password – Simpan baik-baik password akun SPMB untuk menghindari reset berulang.
- Manfaatkan Masa Verifikasi – Gunakan tiga kali kesempatan verifikasi untuk memastikan data benar.
Dengan persiapan matang, orangtua bisa menghindari drama pendaftaran yang merepotkan. Yuk, lebih cermat agar proses SPMB berjalan lancar!