SAMARINDA, Cinta-news.com – Akhirnya, masalah panas terkait rencana pungutan biaya asrama di SMAN 10 Samarinda menemui titik terang. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pendidikan memastikan mereka tidak akan membebankan biaya tersebut kepada orang tua siswa. Keputusan menggembirakan ini muncul setelah DPRD Kaltim, Dinas Pendidikan, dan pihak sekolah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Kemudian, Kepala Asrama SMAN 10 Samarinda, Abdul Rais Thamrin, menjelaskan mekanisme pembiayaan terbaru. Pihaknya kini menanggung seluruh kebutuhan asrama melalui skema beasiswa stimulan dari Dinas Pendidikan. Nilai beasiswa ini mencapai Rp1.560.000 untuk setiap siswa setiap bulannya. Skema finansial ini secara resmi menggantikan wacana pungutan Rp2,6 juta yang sebelumnya membuat para orang tua resah.
“Hasil RDP menetapkan pembiayaan asrama menggunakan beasiswa stimulan dari Dinas Pendidikan. Jadi kami tegaskan, orang tua tidak lagi menanggung beban tambahan apa pun,” tegas Abdul Rais. Namun demikian, ia mengakui kemungkinan adanya perubahan mekanisme anggaran di masa depan. “Jika nanti terjadi penyesuaian anggaran, Dinas Pendidikan akan menanggung seluruh tanggung jawab. Kami di sekolah hanya menyesuaikan pengeluaran sesuai besaran beasiswa,” tambahnya.
Abdul Rais juga memaparkan rincian biaya asrama yang semula direncanakan. Biaya tersebut mencakup berbagai kebutuhan pokok siswa seperti makan tiga kali sehari, laundry, listrik, air, hingga program pembinaan karakter. Awalnya, karena belum terbit Surat Keputusan (SK) penetapan sekolah unggulan, pengelola asrama berstatus seperti sekolah berasrama biasa. Status inilah yang memunculkan kebutuhan pembiayaan mandiri dari orang tua.
“Sebelum resmi menjadi sekolah unggulan, asrama kami memang berbayar. Namun setelah Pemprov meluncurkan program gratis, pemerintah mengalihkan seluruh pembiayaan ke anggaran daerah,” jelasnya.
Selanjutnya, ia menyebutkan sekitar 300 siswa saat ini menempati dua kompleks asrama. Yang menarik, sebagian siswa dari luar daerah sempat menerima tagihan Rp2,6 juta per bulan. “Untuk tahun depan, kami masih menunggu keputusan Dinas Pendidikan mengenai rencana pembiayaan,” ujarnya.
Orang Tua Siswa Pun Rasakan Beban Berkurang
Keputusan pembatalan ini tentu membuat para wali murid merasa lega. Arif Rahman, salah satu perwakilan wali murid, mengaku sangat bersyukur. Menurut kesaksiannya, para orang tua sempat mengalami keterkejutan ketika pihak sekolah tiba-tiba mengedarkan surat tentang kewajiban membayar biaya asrama. Padahal sebelumnya mereka mendapatkan janji tentang sekolah gratis.
“Dari awal pihak sekolah menyatakan program ini gratis, namun tiba-tiba kami harus membayar Rp2,6 juta. Jelas kami semua kaget dan merasa terbebani, terutama orang tua dari luar Samarinda,” ungkap Arif. “Syukurlah, kini semua pihak menyepakati penghapusan semua biaya untuk orang tua,” imbuhnya.
Meski demikian, Arif tetap berharap komitmen ini benar-benar terwujud. “Jika ternyata kami masih harus membayar, kami siap menarik anak dari asrama. Tujuan sekolah unggulan seharusnya memberikan kesempatan belajar tanpa beban biaya,” tegasnya.
DPRD Kaltim Turun Tangan, Tegaskan Sekolah Dilarang Pungut Biaya
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, HM Darlis Pattalongi, menegaskan larangan keras bagi sekolah untuk memungut biaya dari orang tua. Menurut penjelasannya, pemerintah akan memenuhi seluruh biaya operasional asrama melalui optimalisasi anggaran daerah. “Besaran Rp2,6 juta per siswa sama sekali tidak boleh menjadi beban orang tua. Pemerintah sudah mengalokasikan subsidi Rp1.560.000 per siswa, dan akan menutup kekurangannya melalui pergeseran anggaran BOSDA,” papar Darlis.
Lebih lanjut, ia menganalisis akar masalah polemik ini. Menurutnya, miskomunikasi antara sekolah dan masyarakat mengenai batasan program ‘gratis pol’ memicu kesalahpahaman. “Konsep gratis harus mencakup biaya sekolah dan asrama. Ke depan, Pemprov harus memperjelas konsep sekolah gratis agar tidak menimbulkan salah persepsi,” katanya.
Terakhir, Darlis menyampaikan harapan untuk tahun anggaran 2026. Ia berharap pemerintah daerah sudah dapat menanggung seluruh kebutuhan sekolah berasrama di Kaltim. “Pendidikan harus gratis dan bermartabat, termasuk bagi anak-anak yang menempuh pendidikan di asrama,” pungkasnya.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











