Jakarta, Cinta-news.com – Pemerintah terus memprioritaskan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Kini, TNI Angkatan Udara (TNI AU) segera menambah kekuatan dengan beragam pesawat tempur dan angkut mutakhir. Menariknya, tiga calon pilar utama ini berasal dari berbagai negara. Mari kita bahas satu per satu kehebatan mereka!
Rafale: Jet Tempur Multirole dari Prancis
Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak pembelian 42 unit pesawat tempur Rafale. Dassault Aviation sebagai produsen akan mengirimkan pesawat ini secara bertahap mulai awal 2026. Kontrak pertama untuk 6 unit telah berlaku sejak September 2022, lalu disusul 18 unit pada Agustus 2023, dan 18 unit terakhir pada Januari 2024.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M Tonny Harjono memastikan jadwal kedatangan pesawat ini. Tiga unit pertama akan terbang dari Prancis dan mendarat di Indonesia sekitar Februari-Maret 2026. Sementara itu, TNI AU sedang melatih pilot dan teknisi di Prancis. “Kita akan menerima batch pertama tiga pesawat dulu antara Februari atau Maret,” ujar Tonny di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/9/2025).
Rafale menawarkan kokpit dengan fitur hands-on throttle and stick control (HOTAS). Fitur ini memungkinkan pilot mengoperasikan berbagai sistem tanpa melepas tangan dari tuas kendali. Pesawat ini memiliki rentang sayap 10,90 meter dan panjang 15,30 meter. Kecepatan maksimumnya mencapai 1,8 mach dengan ketinggian operasional 15,24 kilometer. Radius tempurnya 1.850 km dan daya jelajah 3.700 km.
Rafale juga membawa persenjataan lengkap. Pesawat ini dapat mengangkut rudal MICA, Sidewinder, ASRAAM, dan AMRAAM untuk pertarungan udara. Untuk sasaran darat, tersedia rudal Apache, AS30L, ALARM, HARM, dan Maverick. Kekuatan maritim dihadapi dengan rudal anti-kapal Exocet/AM39, Penguin 3, dan Harpoon. Selain itu, Rafale mampu membawa rudal jelajah SCALP untuk serangan darat jarak jauh.
Chengdu J-10C: Jet Tempur dari China
Indonesia juga membuka opsi dengan menjajaki pesawat tempur Chengdu J-10C dari China. Pemerintah masih melakukan evaluasi teknis dan negosiasi terkait pembelian jet ini. “Kalau pesawat ini bagus dan harganya murah, ya kenapa tidak,” kata Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberikan sinyal positif dengan menyatakan pesawat ini akan segera terbang di Jakarta. Namun, informasi detail mengenai kontrak dan jadwal pengiriman masih tertutup.
J-10C memiliki panjang 16,9 meter dengan rentang sayap 9,7 meter. Pesawat ini menggunakan mesin WS-10B berkemampuan thrust vectoring. Kecepatan maksimumnya mencapai 2.400 km/jam dengan jangkauan tempur 1.850 km. J-10C dilengkapi radar AESA dan sistem peperangan elektronik modern. Untuk persenjataan, tersedia rudal PL-15, PL-10, dan bom berpandu presisi.
Airbus A400M: Pesawat Angkut Berat
TNI AU akan segera menerima pesawat angkut berat Airbus A400M. Pesawat pertama dijadwalkan tiba pada 3 November 2025 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Kadispenau Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana menyatakan penyerahan pesawat akan dilakukan dari Menhan ke TNI AU di Lanud Halim. TNI AU telah menyiapkan 22 personel untuk mengawakinya.
A400M memiliki ukuran besar dengan panjang 45,1 meter dan lebar sayap 42,4 meter. Pesawat ini dapat terbang dengan kecepatan 780 km/jam dan menjangkau 8.900 km nonstop. Kapasitas muatannya mencapai 37 ton, cukup untuk 116 prajurit atau 2 helikopter ringan. Kemampuan air refueling juga dimilikinya. Kehadiran A400M akan memperkuat logistik TNI AU untuk misi kemanusiaan dan operasi militer.
Analisis Keunggulan
Ketiga alutsista ini saling melengkapi. Rafale menawarkan kemampuan multirole yang komprehensif, sementara J-10C memberikan alternatif dengan teknologi modern. A400M memperkuat mobilitas dan logistik. Dengan tambahan kekuatan ini, TNI AU semakin siap menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam modernisasi alutsista. Pembelian dari berbagai negara juga mencerminkan strategi diplomasi pertahanan yang seimbang. Langkah ini akan meningkatkan deterrence dan kemampuan operasional TNI AU.
Masyarakat dapat melihat langsung perkembangan modernisasi ini. Kedatangan pesawat-pesawat baru akan menjadi bukti nyata peningkatan kekuatan pertahanan Indonesia. TNI AU terus berbenah untuk menghadapi tantangan keamanan masa depan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
