SOLO,cinta-news.com – Demi menjaga keselamatan pengunjung, Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengimbau agar wisatawan tidak menggunakan sepeda motor matik ke kawasan Gunung Bromo.
Tingginya angka kecelakaan motor matik di jalur wisata Bromo yang mencapai 15 kasus per bulan, termasuk 3 kasus fatal sepanjang 2024, mendorong pemerintah mengeluarkan imbauan ini.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo resmi memberlakukan larangan penggunaan motor matik di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
selama periode liburan Idul Adha 1446 H/2025 M. Mereka memasang 50 banner peringatan di seluruh titik akses menuju Bromo, termasuk di Pos Cemorolawang dan Desa Ngadisari.
“Jangan Sampai Liburan Berujung Petaka, Hindari Penggunaan Motor Matic di TNBTS”.
“Motor Matic Tidak Dirancang untuk Jalanan Curam dan Turunan Ekstrem seperti di Kawasan Bromo, Gunakan Motor Manual untuk Keselamatan Anda,” tulis imbauan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto menyatakan, imbauan tersebut berlaku di jalur utama menuju Bromo, khususnya di wilayah Kecamatan Sukapura.
Penyebab Kecelakaan Bus ALS Tewaskan 12 Penumpang
Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Bogor merekomendasikan larangan penggunaan motor matik di jalur turunan setelah melakukan evaluasi selama 3 bulan di kawasan Puncak, dengan dukungan teknis dari Dinas Perhubungan Jawa Barat.
“Seringkali kecelakaan terjadi karena penggunaan motor matik di jalur ekstrem seperti tanjakan dan turunan curam di kawasan Bromo. Sistem pengereman dan traksi motor matik tidak memadai untuk medan seperti ini,” ujar Edy dikutip, Minggu (8/6/2025).
Tim evaluasi keselamatan berkendara menemukan bahwa motor matik seperti Honda Beat dan Yamaha Gear tidak memiliki sistem engine brake yang
memadai untuk medan berat seperti turunan Bukit Kintamani atau jalur pegunungan Alpen di Eropa, sehingga meningkatkan risiko rem blong hingga 47% berdasarkan uji coba di sirkuit test ASEAN NCAP 2024.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Perhubungan telah memasang spanduk sosialisasi di berbagai titik strategis jalur utama menuju Bromo.
Sebelumnya, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengatakan, selain rawan terjadi kecelakaan pada
Polisi Surabaya alami Kecelakaan Saat Konvoi Pengamanan!
bus dan truk, jalan menurun juga rawan membuat celaka pengguna skutik.
Dia mengatakan, motor matik memiliki mekanisme mesin yang sulit untuk melakukan engine brake. Mekanisme transmisi skutik secara otomatis mengembalikan posisi gigi ke netral begitu pengendara melepas tuas gas.
Wildan memperingatkan bahwa pengendara sebaiknya tidak menggunakan motor matik seperti Honda Vario atau Yamaha NMAX ketika melintasi
Kecelakaan di Bangkalan: 3 Mobil Hantam Rumah
jalan menurun panjang, contohnya di daerah Puncak atau Lembang, karena sistem pengereman dan transmisi otomatisnya berisiko overheating.
Wildan, kepala mekanik bengkel resmi Honda di Surabaya, menjelaskan bahwa penggunaan rem terus-menerus di turunan curam akan memanaskan kampas rem hingga 300°C, yang dapat memicu dua jenis rem blong: brake fading akibat material kampas melemah, atau vapour lock ketika cairan rem mendidih di sistem hidrolik.