Cinta-news.com – Sebuah ledakan hebat di SMAN 72 Jakarta tidak hanya menghentikan aktivitas salat Jumat, tetapi juga mengubah hidup seorang siswa, LH (16), secara tragis. Korban utama ini kini mengalami luka bakar grade 3 yang sangat serius di kepala, wajah, badan, hingga kakinya. Bahkan, LH harus berjuang melawan luka-lukanya di ruang isolasi ICU RSIJ Cempaka Putih.
Setelah menjalani perawatan intensif, LH menyampaikan sebuah pesan yang menyentuh hati kepada orangtuanya. Dalam kondisi menyedihkan dimana ia kesulitan berbicara, ia menulis di atas kertas, “Tolong, Ma, Ayah. Ini harus diusut.” Ayah LH, Andri (41), kemudian membagikan pesan tulisan tangan ini kepada wartawan di RSIJ Cempaka Putih pada Selasa (11/11/2025). Ia melanjutkan dengan suara penuh harap, “Ini permintaan anak saya. Saya berharap penegak hukum dan polisi segera mengusut kasus ini. Kalau bisa, mereka mengusutnya secara terbuka.”
Sebagai seorang ayah, Andri hanya berharap polisi dapat memberikan keterangan yang jelas. Ia meminta, “Biar saya menyampaikan ke anak saya agar dia lebih semangat lagi untuk sembuh. Jadi jangan, enggak usah menutupi kasus ini.” Saat ini, keluarga hanya bisa berkomunikasi dengan LH melalui tulisan karena ventilator masih terpasang di mulutnya dan sebagian besar tubuhnya terbungkus perban. Andri menambahkan, “Itu pun kami berkomunikasi secara bertahap,” sambil menunjukkan coretan-coretan anaknya yang penuh makna.
Namun, penderitaan keluarga ini bertambah parah ketika pihak kepolisian sempat mencurigai LH sebagai pelaku ledakan! Andri mengungkapkan kekecewaannya dengan jelas. “Saya sangat kecewa dengan pihak anggota kepolisian itu. Karena mereka menduga anak saya,” katanya. Kecurigaan ini berawal ketika polisi meminta izin untuk menggeledah kamar LH sesaat setelah ledakan terjadi. Andri menjelaskan, “Saya menyimpulkan pihak Polda menduga anak saya sebagai pelaku ledakan. Karena di hari pertama mereka ingin menggeledah kamarnya.” Untungnya, penggeledahan tidak menemukan bukti apa pun karena menurut Andri, anaknya adalah pribadi yang pendiam dan tidak pernah “neko-neko”.
Sementara itu, tim medis terus berjuang menyelamatkan kondisi LH. Direktur Utama RSIJ Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, mengonfirmasi bahwa enam dokter spesialis menangani LH secara multidisiplin. “Luka-lukanya termasuk grade 3… sampai ke otot bahkan sampai ke tulang, cukup serius,” ujar Pradono. Akibatnya, tim medis mempertimbangkan tindakan skin grafting atau cangkok kulit di bagian wajah dan tubuh LH yang terluka parah. Prosedur rumit ini bertujuan menutup luka beratnya. Sayangnya, pasien dengan luka bakar grade 3 seperti LH tidak bisa pulih 100 persen.
Tidak hanya LH, korban lain juga menghadapi konsekuensi serius. Pradono kemudian membuat revisi mengejutkan mengenai kondisi korban. “Saya ingin merevisi pernyataan sebelumnya karena ternyata gangguan pendengaran korban lebih dari 90 persen!” ungkapnya. Trauma akustik dari ledakan dahsyat menyebabkan gangguan pendengaran yang sangat mengkhawatirkan. Pradono menekankan, “Membran timpani atau selaput gendang telinga yang bagus membuka peluang anak-anak kita menjadi pilot, TNI, atau profesi lain. Kondisi ini mungkin akan menutup peluang tersebut jika tidak segera mereka perbaiki.”
Di rumah sakit lain, Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, para korban juga menjalani perawatan intensif untuk pendengaran mereka. Direktur Medis RS Yarsi, Muhammadi, menjelaskan bahwa dari 11 korban yang masih dirawat, enam orang mengalami kebocoran gendang telinga dan lima lainnya bersiap menjalani terapi hiperbarik. Terapi ini memberikan oksigen murni dalam ruang bertekanan tinggi yang dapat mempercepat penyembuhan jaringan dan memperbaiki fungsi pendengaran.
Sementara korban berjuang untuk hidup, kepolisian akhirnya mengungkap profil pelaku. Polda Metro Jaya memastikan pelaku, seorang Anak di Bawah Umur (ABH) yang merupakan siswa aktif SMAN 72, bertindak secara mandiri tanpa keterkaitan jaringan teror. Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Iman Imanuddin, menyampaikan bahwa pelaku merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk curhat. “Dia merasa tidak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya, baik di lingkungan keluarga, lingkungannya sendiri, maupun di lingkungan sekolah,” ujar Iman. Akibatnya, amarah yang terpupuk dalam kesendirian akhirnya menemukan pelampiasan tragis yang merenggut kebahagiaan banyak orang.
Ledakan pada Jumat (7/11/2025) menyebabkan 96 orang luka-luka dan menggoreskan luka mendalam bagi seluruh komunitas sekolah. Terutama bagi para korban seperti LH dan keluarganya yang kini harus menjalani perjalanan panjang menuju pemulihan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











