Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

GRIB Jaya di Tabanan Bali Dibubarkan Usai Pertemuan dengan Desa Adat

TABANAN, cinta-news.com –GRIB Jaya di Tabanan Bali Dibubarkan Usai Pertemuan dengan Desa Adat. Sebuah video yang menampilkan sejumlah orang mengaku sebagai pengurus DPC GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu) Jaya Tabanan, Bali, tiba-tiba viral di media sosial. Dalam rekaman itu, salah seorang pengurus menyatakan akan melakukan lockdown atau menghentikan segala aktivitas.

Pernyataan tersebut mereka buat di Balai Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. Kepala Desa Adat Sanggulan, I Ketut Suranata, menegaskan bahwa pengurus GRIB menyampaikan pernyataan itu pada Sabtu (10/5/2025) malam.

Sebelumnya, pengurus desa adat bersama pecalang (petugas keamanan adat) telah menggelar pertemuan dengan perwakilan GRIB Jaya Tabanan. Dalam kesempatan itu, Suranata secara tegas meminta mereka menghentikan seluruh kegiatannya di wilayah desa. Ia bahkan turut mendampingi saat video pernyataan pembubaran itu dibuat.

Desa Adat Turun Tangan Tegas

“Pada Sabtu malam, kami memanggil mereka ke Balai Banjar. Saya beri kesempatan menjelaskan maksud dan tujuan GRIB,” ujar Suranata. “Namun, saya minta mereka membubarkan diri karena berbagai alasan, terutama penolakan dari Pemerintah Provinsi Bali,” tegasnya.

Tak berhenti di situ, pihak desa adat kemudian menelusuri lokasi markas GRIB Jaya bersama aparat kecamatan, polisi, dan TNI. “Mereka sama sekali tidak meminta izin mendirikan organisasi di wilayah kami. Nama desa adat kami jadi tercoreng,” keluhnya.

Penolakan Keras dari Masyarakat dan Pemprov Bali

Masyarakat Bali bersama Pemprov Bali secara terbuka menolak dan mengkritik ormas yang Hercules pimpin ini. Gubernur Bali Wayan Koster bahkan menegaskan bahwa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bali tidak akan menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) untuk GRIB Jaya.

Koster menegaskan, “Pemprov Bali berhak sepenuhnya menolak ormas yang kami nilai ancam ketertiban dan keamanan. “Kalau GRIB Jaya mendaftar ke Kesbangpol, pasti kami tolak. Pemerintah daerah berwenang menolak berdasarkan pertimbangan lokal,” tegasnya dalam konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Senin (12/5/2025).

Aksi Cepat Desa Adat Diapresiasi

Langkah cepat yang diambil Desa Adat Sanggulan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Suranata menjelaskan bahwa keputusan pembubaran ini demi menjaga harmoni dan ketenteraman masyarakat. “Kami tidak ingin ada konflik atau keresahan di wilayah adat,” ucapnya.

Selain itu, ia menegaskan bahwa seluruh kegiatan ormas harus melalui persetujuan desa adat. “Aturan adat tidak boleh dilanggar. Semua harus berkoordinasi dengan kami,” tegas Suranata.

Masyarakat Bali Solid Tolak GRIB

Penolakan terhadap GRIB Jaya tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga warga Bali. Banyak yang menilai kehadiran ormas ini berpotensi memecah belah kerukunan. “Kami sudah hidup damai, tidak perlu ada organisasi yang justru menimbulkan kegaduhan,” kata seorang warga.

Masyarakat Bali menilai Hercules, sang pemimpin GRIB, tidak paham akan budaya Bali yang menjunjung tinggi gotong royong dan kedamaian. “Bali punya tata nilai sendiri. Jangan bawa paham yang bertentangan dengan kearifan lokal,” tambah warga lainnya.

Polda Bali Turut Memantau

Kepolisian Daerah Bali juga ikut memantau perkembangan kasus ini. Mereka memastikan tidak akan ada aktivitas GRIB yang mengganggu keamanan. “Kami akan bertindak tegas jika ada pelanggaran hukum,” kata seorang perwira Polda Bali.

Selain itu, polisi mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. “Mari kita jaga bersama ketertiban di Bali,” pesannya.

Pembubaran Jadi Contoh bagi Ormas Lain

Kasus ini menjadi pelajaran bagi ormas lain yang ingin beraktivitas di Bali. Tak hanya itu, Pemprov Bali bersama desa adat secara tegas menolak mentolerir organisasi apa pun yang mereka nilai bisa menciptakan keresahan di masyarakat.”Kami akan terus kawal agar tidak ada ormas liar,” tegas Koster.

Sementara itu, Suranata berharap insiden ini tidak terulang. “Desa adat siap menjaga wilayah kami. Semua harus patuh pada aturan yang berlaku,” tandasnya.

Masyarakat Bali Kembali Tenang

Usai pembubaran GRIB Jaya Tabanan, situasi di wilayah tersebut kembali kondusif. Warga pun merasa lega karena potensi konflik bisa diantisipasi sejak dini. “Kami berterima kasih kepada desa adat dan pemerintah yang bertindak cepat,” ujar seorang tokoh masyarakat.

Dengan demikian, Bali kembali menunjukkan komitmennya menjaga kerukunan dan keamanan. Semua pihak diharapkan terus bekerja sama mempertahankan kedamaian di Pulau Dewata.

Exit mobile version