Cinta-news.com – Gubernur Papua, Matius D Fakhiri, secara mengejutkan akan memberhentikan dua direktur rumah sakit daerah. Kedua rumah sakit itu dengan tega menolak ibu melahirkan, Irene Sokoy, yang akhirnya meregang nyawa bersama bayinya. RSUD Yowari dan RSUD Abepura menjadi dua rumah sakit yang direkturnya akan dicopot. Sementara untuk dua rumah sakit lain, yaitu Bhayangkara dan Dian Harapan, Matius akan berkoordinasi dengan pimpinannya. Langkah tegas ini menjadi bukti keseriusan pemerintah membenahi sistem kesehatan yang bobrok.
Dengan tegas, Fakhiri memastikan, “Saya akan copot semua direktur minggu depan.” Ia menyampaikan hal ini usai bertemu keluarga Irene di Kampung Hobong. Untuk rumah sakit swasta, ia akan mengoordinasikan evaluasi terhadap direktur. Tidak main-main, gubernur langsung turun tangan menyelesaikan masalah ini. Bahkan ia berjanji akan memantau perkembangan perbaikan sistem kesehatan secara langsung.
Ia pun segera mendatangi keluarga almarhumah Irene untuk menyampaikan belasungkawa. Dalam kunjungan itu, Gubernur Fakhiri mendengarkan perjuangan keluarga mencari layanan kesehatan untuk persalinan normal. Namun, Irene justru ditolak empat rumah sakit di Jayapura. Keluarga korban harus pontang-panting membawa Irene dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya dalam kondisi kritis.
Di hadapan keluarga, Gubernur Fakhiri menyampaikan duka cita mendalam. “Saya mohon maaf dan turut berduka. Ini adalah kebodohan luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah,” tegasnya. Lebih lanjut, gubernur mengaku malu dengan kinerja aparatnya yang tidak manusiawi. Ia bertekad untuk mengubah total sistem pelayanan kesehatan di Papua.
Fakhiri berjanji mengevaluasi pelayanan kesehatan di Papua secara menyeluruh. Ia juga akan mengganti peralatan medis yang rusak. “Saya sudah minta langsung ke Menteri Kesehatan untuk memperbaiki layanan,” ujarnya. Tidak hanya itu, gubernur akan mengalokasikan dana khusus untuk perbaikan infrastruktur kesehatan. Semua rumah sakit di Papua akan mendapatkan pemeriksaan kelayakan.
Ia menegaskan, kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Fakhiri akan memanggil semua rumah sakit untuk menyatukan visi misi. “Layani dulu pasien baru urusan yang lain,” pesannya. Setiap rumah sakit wajib memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat. Pemerintah akan memperkuat aturan ini dengan memberikan sanksi tegas bagi rumah sakit yang melanggar.
“Saya tidak perlu malu memohon maaf. Ini pembelajaran sangat berharga,” tuturnya. Gubernur berharap tragedi ini tidak terulang lagi. Pemerintah juga meminta masyarakat turut mengawasi kualitas pelayanan kesehatan di daerah masing-masing. Untuk mendukung hal ini, pemerintah segera membuka saluran pengaduan khusus yang akan menampung setiap keluhan dan laporan dari masyarakat.
Sebelumnya, Irene dan bayinya meninggal pada Senin (17/11/2025) pagi. Mereka menghembuskan napas terakhir di dalam kendaraan yang sedang melaju menuju RSUD Dok II Jayapura, setelah empat rumah sakit sebelumnya menolak menerima Irene. Korban sempat berjuang selama berjam-jam sebelum akhirnya menyerah. Kini keluarga meninggalkan duka mendalam atas kepergian Irene dan bayi yang dinantikan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











