JAKARTA, Cinta-news.com – Dedi Mulyadi Buka Suara Soal Gaya Kerjanya yang Dinilai “One Man Show” Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tak menampik bahwa gaya kerjanya kerap menuai kontroversi. Banyak yang menganggap langkahnya seperti one man show, lebih fokus menciptakan konten media sosial daripada berkoordinasi. Namun, ia bersikeras bahwa setiap tindakannya bertujuan menyelesaikan masalah di Jawa Barat secara cepat dan efektif.
Dedi meyakini, pendekatannya yang langsung turun tangan justru mempercepat penyelesaian persoalan. Mantan Bupati Purwakarta ini lantas memberi contoh saat ia nekat menutup tambang galian C dan kawasan yang melanggar aturan lingkungan—tanpa berembuk dulu dengan jajarannya. “Kalau saya rapat dulu, operasi bisa gagal. Begitu dibahas, besoknya para penambang sudah tahu rencana kami. Makanya, saya lakukan kejutan biar ada efek shock therapy,” tegas Dedi dalam pidatonya di rapat paripurna DPRD Jawa Barat, Kamis (22/5/2025).
Tak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa aksinya kerap menjadi viral di media sosial. Konten-konten itu menarik perhatian publik sekaligus memantik respons cepat dari penegak hukum. “Karena viral, akhirnya Kapolda langsung turun tangan. Sekarang, semua tambang liar di Jawa Barat sudah ditindak secara hukum,” jelasnya.
Dedi pun menyoroti peran Jaksa Agung yang kini gencar menindak pelaku perusakan lingkungan. “Jaksa Agung sudah perintahkan Kajati untuk menindak tegas siapa pun yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat,” tandasnya.
Efek Kejut Lebih Efektif daripada Rapat Panjang
Dedi mengakui, banyak yang mengkritik caranya yang terkesan solo player. Tapi, ia membantah anggapan itu. Menurutnya, koordinasi formal justru sering bikin rencana bocor. “Saya enggak mau terjebak birokrasi yang lambat. Kalau mau cepat, ya action langsung!” ujarnya.
Ia juga menekankan, efek kejut dari aksinya membuat pelaku pelanggaran tidak sempat bersiap. “Lihat saja, begitu saya datangi, mereka kaget. Mereka enggak sangka pemerintah bergerak secepat itu,” ucap Dedi.
Viral di Medsos Jadi Senjata Andalan
Dedi tak memungkiri bahwa konten viral membantunya mendapat dukungan publik dan atensi penegak hukum. “Saya sengaja bikin aksi saya exposure. Biar semua tahu, termasuk yang di pusat, bahwa Jawa Barat serius menertibkan pelanggar,” paparnya.
Hasilnya? Kapolda Jawa Barat kini lebih aktif mengawasi tambang ilegal. Bahkan, Jaksa Agung ikut turun tangan dengan memerintahkan proses hukum tegas. “Ini buktinya, mainstream media dan medsos bisa jadi alat pengawasan yang efektif,” tambahnya.
Dedi: Saya Bukan Cari Popularitas, Tapi Solusi!
Di akhir penjelasannya, Dedi menegaskan bahwa dirinya tidak mencari sensasi. “Saya enggak mau buang waktu dengan rapat-rapat yang ending-nya cuma laporan. Saya lebih suka action langsung, selesai masalahnya, baru lapor,” tegasnya.
Baginya, hasil lebih penting daripada prosedur. “Lihat saja, berkat kejutan saya, tambang liar sekarang berkurang drastis. Itu yang penting!” tutup Dedi.
Meski sering dikritik, Dedi Mulyadi membuktikan bahwa *gaya one man show-nya membuahkan hasil. Dengan aksi langsung dan strategi viral, ia berhasil mendorong penegakan hukum lebih cepat. “Saya mungkin dianggap kontroversial, tapi yang jelas, Jawa Barat sekarang lebih tertib,” pungkasnya.
Nah, bagaimana menurutmu? Apakah gaya solo seperti ini memang lebih efektif, atau justru berisiko menimbulkan kesalahpahaman?