SEMARANG, Cinta-news.com – Jangan salah sangka! Suhu udara di Semarang yang menusuk 36 derajat Celsius bukanlah fenomena anomali. BMKG menegaskan kondisi ini sangat wajar. Pemicunya adalah pergerakan semu matahari yang sedang melintas dekat khatulistiwa.
Membuka penjelasannya, Prakirawan BMKG Stasiun Ahmad Yani Semarang, Farita Rachmawati, membeberkan alasannya. Pada September, matahari perlahan bergerak ke selatan. Akibatnya, Jawa Tengah menjadi lebih dekat dengan lintasan matahari dan menerima panas lebih intens. “Posisi matahari kini tepat di ekuator lalu bergerak ke selatan. Karena Jawa Tengah ada di selatan, otomatis kita lebih dekat,” jelas Farita pada Jumat (26/9/2025).
Ternyata, fakta ini sejalan dengan data historis BMKG. September-Oktober selalu menjadi puncak suhu tertinggi di Jateng setiap tahunnya. Bahkan, suhu ekstrem pernah menyentuh 39,5 derajat Celsius pada Oktober di periode 1991-2020. Artinya, suhu 36 derajat saat ini masih dalam batas wajar.
Namun, perlu diwaspadai, Farita memprediksi suhu panas berpeluang terulang tahun ini. Yang menarik, ini terjadi berbarengan dengan persiapan masuk musim hujan. “Awal musim hujan diprakirakan pada 10 hari pertama Oktober. Tapi, panas masih bisa berlangsung karena pengaruh pergerakan matahari,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, BMKG pun mengeluarkan seruan penting untuk masyarakat. Pertama, batasi aktivitas luar ruangan pada jam 10.00 hingga 15.00. Kedua, perbanyak minum air putih, gunakan tabir surya, dan kenakan pakaian yang ringan serta nyaman.
Dampak panas ini benar-benar dirasakan warga. Uli (36), pekerja swasta, memutuskan pindah kos gegara tidak tahan dengan cuaca ini. Sebagai freelancer yang WFH, ia menghabiskan banyak waktu di kamar. “Panasnya bikin tidak betah. Saya memilih pindah ke kos ber-AC meski masa sewa belum habis. Rugi sedikit lebih baik daripada stres,” tuturnya. Keputusan Uli membuktikan betapa cuaca ekstrem ini langsung mempengaruhi kenyamanan hidup sehari-hari.
Kesimpulannya, panas di Semarang adalah fenomena tahunan yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Dengan memahami penyebab dan mengikuti imbauan BMKG, kita bisa tetap nyaman beraktivitas.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
