cinta-news.com – Rosemary (Rosmarinus officinalis) menyandang status sebagai herbal aromatik termasyhur yang telah digunakan sejak era Hippocrates di Yunani Kuno (abad ke-5 SM).
Tanaman rosemary ini berasal dari wilayah Mediterania dan populer sebagai bahan masakan aromatik untuk menambah aroma dan rasa.
Namun, ternyata manfaatnya tidak hanya untuk melezatkan makanan, melainkan juga untuk meningkatkan kesehatan.
Science Alert melaporkan pada Sabtu (7/6/2025) bahwa rosemary terbukti memberikan manfaat nyata bagi kesehatan otak, sistem imun, dan pengendalian peradangan.
Bahkan, belum lama ini penelitian menemukan bahwa tanaman aromatik ini memiliki potensi manfaat untuk membantu melawan penyakit Alzheimer, jenis demensia yang paling umum di dunia.
Penyebab Tanaman Selada (Lactuca Sativa) Bolting
Temuan potensi manfaat rosemary untuk Alzheimer
Piu Banerjee, Yubo Wang, dan tim peneliti membuktikan potensi rosemary dalam melawan penyakit Alzheimer melalui studi yang mereka publikasikan di MDPI pada Februari 2025.
Tim peneliti berhasil mengembangkan versi stabil dari asam karnosat – yang mereka beri nama diAcCA – melalui studi pada model tikus.
Asam karnosat, senyawa fitokimia dalam rosemary, menunjukkan efek paling kuat dalam meningkatkan kesehatan.
Fitokimia ini memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, yang melindungi sel-sel otak dari kerusakan, termasuk jenis kerusakan terkait dengan penyakit Alzheimer.
Dalam studi praklinis yang menjanjikan tersebut, senyawa ini meningkatkan daya ingat, meningkatkan jumlah sinapsis (hubungan antara sel-sel otak), dan mengurangi protein terkait Alzheimer yang berbahaya seperti amiloid-beta dan tau.
Studi ini mengungkap temuan menarik: diAcCA secara selektif hanya aktif di area otak yang meradang, sehingga para peneliti meyakini senyawa ini dapat meminimalkan efek samping pengobatan.
Sejauh ini, penelitian pada tikus tidak menunjukkan tanda-tanda toksisitas, melainkan peningkatan kognitif yang signifikan.
Temuan ini memicu optimisme para peneliti untuk segera melanjutkan ke tahap uji coba pada manusia.
Tim peneliti menemukan bahwa diAcCA berpotensi mengobati Alzheimer dan penyakit inflamasi terkait, termasuk diabetes tipe 2, gangguan kardiovaskular, serta Parkinson.
Cara rosemary pengaruhi otak
Tanaman rosemary dapat memengaruhi otak dengan beberapa mekanisme.
Pertama, rosemary dapat merangsang sirkulasi darah, termasuk yang menuju otak.
Tanaman aromatik ini membantu menyalurkan lebih banyak oksigen dan nutrisi, yang bisa meningkatkan kejernihan mental.
Rosemary juga memiliki khasiat untuk menenangkan pikiran. Beberapa penelitian telah menunjukkan fakta aromanya dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur.
Tingkat stres yang menurun bermanfaat untuk meningkatkan fokus dan daya ingat.
Selain itu, rosemary mengandung senyawa yang berinteraksi dengan neurotransmiter otak.
Salah satu senyawa tersebut adalah 1,8-cineole, yang membantu mencegah kerusakan asetilkolin, zat kimia otak yang berperan dalam pembelajaran dan memori.
Dengan menjaga asetilkolin, rosemary tentu bisa mendukung kinerja kognitif, terutama seiring bertambahnya usia.
Rosemary mengandung banyak antioksidan yang melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat stres oksidatif.
Stres oksidatif adalah faktor utama dalam penurunan kognitif, yang umum juga terjadi pada penderita Alzheimer.
Selanjutnya, rosemary kaya akan fitokimia. Salah satu yang paling kuat yaitu asam karnosat, zat antioksidan dan antiinflamasi yang membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan, terutama dari jenis kerusakan pemicu Alzheimer.