cinta-news.com – Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi kurang tidur dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk stroke.
Dr. Santi selaku Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, menjelaskan bahwa kurang tidur merupakan salah satu faktor pemicu stroke.
“Kurang tidur dapat meningkatkan risiko stroke, baik stroke iskemik (stroke sumbatan) maupun stroke hemoragik (stroke pendarahan),” ujar Santi dalam wawancaranya pada Kamis (5/6/2025).
Mengutip Medical News Today, sebuah penelitian yang diterbitkan di Neurology Journals (2023) juga menunjukkan adanya hubungan langsung antara kurang tidur dan meningkatnya risiko stroke.
Christine Eileen McCarthy, MSc dan tim menganalisis data kesehatan 1.799 peserta dengan rata-rata usia 62 tahun yang pernah mengalami stroke iskemik.
Peneliti juga memperhatikan pola tidur mereka dalam sebulan terakhir sebelum serangan stroke terjadi.
Penelitian mengungkapkan, orang yang tidur kurang dari 5 jam per malam berisiko tiga kali lipat lebih tinggi mengalami stroke daripada mereka yang tidur 7 jam per malam.
Alasan mengapa kurang tidur bisa meningkatkan risiko stroke
Ini Gejala Awal Kanker Rektum Menurut 4 Pasien
Santi mengungkapkan beberapa alasan mengapa kurang tidur dapat menjadi pemicu stroke.
Pertama, memicu peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Hipertensi sendiri merupakan faktor utama yang meningkatkan risiko stroke.
Selain itu, juga dapat meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol.
Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, yang jika terjadi pada pembuluh darah otak, bisa menyebabkan stroke.
“Kurang tidur juga dapat mengganggu irama jantung atau menyebabkan aritmia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pembentukan gumpalan darah. Jika gumpalan darah tersebut menyumbat pembuluh darah otak, maka stroke bisa terjadi,” jelasnya.
Gejala stroke yang harus diwaspadai orang dengan kurang tidur kronis
Stroke adalah kondisi medis yang dapat mengancam nyawa, di mana 1,9 juta sel otak bisa mati setiap menitnya setelah serangan terjadi.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.
Maka dari itu, penting untuk mewaspadai gejala stroke, terutama jika Anda memiliki kebiasaan itu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala stroke yang bervariasi tergantung area otak yang terkena, dengan beberapa tanda umum sebagai berikut:
- Senyum yang tampak tidak simetris;
- Kesulitan menelan, bahkan saat meminum air;
- Kelemahan pada separuh tubuh, biasanya di sisi kanan;
- Kesulitan berbicara, kata-kata yang tidak bisa dipahami, atau bicara tidak lancar;
- Kebas atau kesemutan pada satu sisi tubuh;
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau hilang pada satu mata secara mendadak;
- Sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba dan tidak biasa;
- Gangguan keseimbangan, seperti merasa pusing atau kesulitan mengkoordinasi gerakan tubuh.
Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa ke rumah sakit dalam waktu maksimal 4,5 jam setelah serangan untuk mendapatkan pengobatan dan mencegah kerusakan otak permanen.