Jakarta, Cinta-news.com – Kehidupan warga Kampung Boncos, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, kini berubah jadi mimpi buruk! Aktivitas peredaran narkoba yang kian merajalela bikin banyak warga resah, bahkan sampai memilih angkat kaki dari kampung halaman mereka sendiri.
Narkoba di Depan Mata, Warga Trauma Berat
Lili Mulyati (60), salah satu warga RT 08 RW 03, mengaku sudah tak tahan lagi tinggal di Kampung Boncos. Pasalnya, ia kerap menyaksikan langsung aksi penangkapan pengedar narkoba, bahkan transaksi haram itu terjadi di depan matanya!
“Di sini orang-orangnya banyak yang main narkoba. Nggak tanggung-tanggung, hampir tiap bulan ada saja yang ditangkap polisi,” ujar Lili dengan nada frustrasi.
Yang bikin merinding, penangkapan terakhir bahkan terjadi persis di belakang rumahnya! Bayangkan, setiap hari harus hidup di tengah lingkungan yang penuh bahaya. Nggak heran Lili memutuskan untuk menjual rumahnya dan kabur ke Jawa.
Rumah Dijual Murah! Warga Rela Cabut Demi Selamatkan Diri
“Udah deh, saya nggak kuat lagi. Rumah saya mau saya jual, mau pindah ke Jawa aja. Seminggu lagi lunas, harganya cuma Rp 10 juta per meter. Total tanah saya 250 meter,” cerita Lili sambil menghela napas.
Bayangkan, demi menghindari lingkungan yang sudah dikuasai narkoba, warga rela melepas properti dengan harga murah! Ini bukti betapa parahnya situasi di Kampung Boncos.
Generasi Muda Terancam, Warga Mohon Bantuan Aparat
Bukan cuma Lili, Jaka (56), warga lainnya, juga mengungkapkan keprihatinan mendalam. Ia sampai bilang, kekhawatiran sudah berubah jadi keputusasaan.
“Saya udah nggak khawatir lagi, tapi sedih. Lihat anak-anak muda di sini banyak yang kena, kasihan banget,” ucap Jaka dengan suara lirih.
Ia berharap aparat segera bertindak tegas. “Ini harus dibersihkan sampai ke akar-akarnya. Kalau nggak, generasi kita yang jadi korban,” tambahnya.
Kampung Boncos: Surga Narkoba yang Bikin Warga Gerah
Sejak dulu, Kampung Boncos memang sudah tersohor sebagai “Kampung Narkoba”. Kawasan padat penduduk ini jadi tempat favorit para pengedar dan pecandu untuk beraksi.
Meski polisi rutin melakukan razia, peredaran narkoba seperti tak pernah habis. Warga pun sudah lelah dengan situasi ini. Banyak yang memilih pergi daripada terus hidup dalam ketakutan.
Tekad warga untuk pindah jadi tamparan keras bagi pemerintah. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin Kampung Boncos akan makin tenggelam dalam jerat narkoba.
Pertanyaannya sekarang: Akankah aparat bergerak cepat sebelum lebih banyak warga yang angkat kaki? Atau justru Kampung Boncos akan tetap jadi “surga” bagi para bandar narkoba?
Respon (1)