Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Vivo Sepakat Beli BBM dari Pertamina!

Cinta-news.com – Tak mau berlama-lama berlarut-larut dalam masalah kelangkaan, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) akhirnya menyepakati kerja sama bisnis secara langsung (business to business) dengan Pertamina Patra Niaga (PPN). Kolaborasi strategis ini secara khusus bertujuan menyediakan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat. Yang lebih mencengangkan, dari total 100.000 barel yang Pertamina tawarkan, Vivo dengan percaya diri menyerap 40.000 barel! Langkah pasti ini langsung Vivo ambil untuk memenuhi kebutuhan konsumennya tanpa hambatan berarti.

Merespons perkembangan ini, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, dengan antusias menegaskan misi mulia di balik kesepakatan tersebut. “Kami tidak hanya sekadar menyambut baik, tetapi juga sangat mengapresiasi semangat kolaborasi dari Vivo,” jelas Roberth melalui keterangan resmi yang timnya rilis pada Sabtu (27/9/2025). Ia menekankan bahwa kebijakan ini jauh melampaui sekadar aktivitas impor BBM. “Ini adalah bukti nyata bagaimana semua pihak bersinergi untuk memastikan ketersediaan energi, sehingga masyarakat akhirnya bisa terlayani dengan maksimal,” tambahnya penuh keyakinan.

Selanjutnya, Roberth juga membeberkan mekanisme teknis penyediaan pasokan untuk Vivo. “Kami akan menjalankan prosedur ini dengan sangat ketat, tentunya berpedoman pada aturan yang berlaku di lingkungan BUMN,” ungkapnya. Sebagai langkah konkret, kedua belah pihak akan segera melaksanakan uji kualitas dan kuantitas produk BBM. Untuk memastikan objektivitas, mereka akan menggunakan surveyor independen yang telah kedua pihak sepakati bersama. “Harapan besar kami tentu saja, dengan niat baik ini Vivo dapat menjadi mitra kolaborasi yang solid dengan tetap menghormati prinsip kepatuhan kami,” pungkas Roberth.

Di sisi lain, kabar menggembirakan ternyata tidak berhenti pada Vivo. Keterangan resmi Pertamina Patra Niaga mengungkapkan bahwa empat badan usaha swasta lainnya masih aktif berkoordinasi dengan kantor pusat masing-masing. Saat ini, mereka sedang mempersiapkan diri untuk ikut menyerap BBM dari Pertamina. Artinya, langkah Vivo ini kemungkinan besar hanya menjadi pembuka bagi kerja sama serupa yang akan segera menyusul, sehingga dapat memperkuat jaminan pasokan energi nasional.

Sebagai informasi, latar belakang kesepakatan ini berawal dari sebuah rapat penting. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya telah menyampaikan bahwa SPBU swasta ternama seperti Shell, BP AKR, Vivo, hingga Exxon, sepakat membeli BBM dari Pertamina. Para pihak mengambil keputusan strategis ini usai menggelar rapat bersama di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat (19/9/2025). Mereka menetapkan tujuan jelas, yaitu mengatasi kelangkaan pasokan BBM non-subsidi yang sempat melanda sejumlah SPBU non-Pertamina.

Dalam forum tersebut, pemerintah dan para pelaku usaha swasta akhirnya berhasil merumuskan empat poin kesepakatan kunci. Pertama-tama, SPBU swasta akan berkolaborasi dengan Pertamina melalui skema pembelian base fuel atau bahan bakar murni yang belum tercampur. Nantinya, setiap perusahaan akan melakukan proses pencampuran secara mandiri di tangki masing-masing. Kedua, sebagai komitmen terhadap kualitas, mereka akan menjaga standar BBM melalui survei independen yang ketat.

Kemudian, poin ketiga memuat kesepakatan tentang skema harga yang adil dan transparan bagi semua pihak dengan sistem open book. Terakhir, mereka akan segera membahas teknis pasokan lebih mendetail. Yang paling masyarakat nantikan, distribusi BBM ke SPBU swasta ditargetkan dapat berjalan paling lambat dalam tujuh hari ke depan sejak kesepakatan ditandatangani.

Sebagai konsekuensi dari komitmen kolektif ini, PT Pertamina (Persero) memastikan akan kembali melakukan impor BBM. Perusahaan mengemban tugas besar ini untuk memenuhi kebutuhan SPBU swasta seperti Shell, BP AKR, dan Vivo. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Mantiri, mengonfirmasi bahwa impor BBM tersebut akan bersumber dari banyak supplier. “Tujuan akhir kami adalah menyediakan base fuel yang SPBU swasta butuhkan, agar stok BBM non-subsidi dapat kembali normal dengan segera,” jelas Simon. Dengan demikian, semua pihak berharap langkah ini dapat menjadi solusi jangka panjang yang stabil.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *