Cinta-news.com – Dalam sebuah pengakuan mencengangkan, Partai Golkar membongkar fakta bahwa terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto, masih menyandang status kadernya. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, yang ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, secara tegas mengonfirmasi hal ini. “Sampai detik ini, Setya Novanto tetaplah kader Partai Golkar. Ia masih bagian dari keluarga besar kami,” ujar Doli, seperti dikutip dari Antara pada Selasa (19/8/2025). Pernyataan ini langsung memantik beragam reaksi publik.
Tidak Ada Surat, Tidak Ada Pemberhentian
Doli kemudian menambahkan poin krusial. Setya Novanto sama sekali tidak pernah mengajukan surat pengunduran diri. Selain itu, partai juga tidak pernah mengeluarkan surat pemberhentian keanggotaan untuknya. Akibatnya, statusnya tetap ‘aman’ di partai. Menanggapi hal ini, Doli sepenuhnya melemparkan bola panas tersebut kembali ke Novanto. Ia menyerahkan keputusan untuk kembali aktif sepenuhnya kepada mantan Ketua Umum Golkar (2016–2017) itu.
“Itu mutlak tergantung Pak Setya Novanto sendiri. Situasinya kan masih berstatus bebas bersyarat hingga 2029. Tentu ada aktivitas yang dibatasi dan tidak sebebas orang lain,” jelas Doli lebih lanjut. Partai membuka pintu, namun Novanto harus mempertimbangkan kondisi hukumnya.
Ucapan Syukur dan Kepatuhan pada Hukum
Tak lupa, Doli menyampaikan rasa syukur partai atas pembebasan bersyarat Novanto mulai Sabtu (16/8/2025). Menurutnya, Novanto telah menyelesaikan seluruh proses hukum. Doli memaparkan bahwa pembebasan bersyarat tersebut memenuhi syarat ketat. Novanto telah menjalani dua per tiga masa hukuman, menunjukkan perilaku baik, dan mengikuti program pembinaan. “Secara prosedur, semuanya telah memenuhi syarat,” tutur Doli. “Hukum kita berlaku seperti itu. Kami menghormati keputusan pemerintah,” tambahnya.
Analisis Pengamat: Potensi Bangkitnya Faksi Lama
Di luar internal partai, seorang pengamat politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, memberikan pandangan penuh intrik. Ia menilai kembalinya Novanto berpotensi ‘menghidupkan’ faksi-faksi lama di Golkar. Jati menyatakan ini adalah risiko nyata yang harus dihadapi partai.
Meski demikian, Jati enggan memprediksi untung rugi untuk Golkar. Menurutnya, hal ini mutlak bergantung pada kebijakan internal partai. “Itu potensi risiko besar mengingat kasus Novanto sangat menyita perhatian publik,” ujar Jati pada Selasa (18/8/2025). “Soal untung rugi kembali pada kebijakan internal partai ke depannya,” tambahnya.
Seluruh skenario ini meninggalkan pertanyaan besar bagi publik dan internal Partai Golkar. Keputusan untuk mengakomodir figur sarat kasus korupsi bukanlah hal sederhana. Di satu sisi, partai mungkin melihat nilai strategis Novanto. Namun di sisi lain, reputasi partai menjadi taruhannya. Langkah Setya Novanto selanjutnya akan menentukan dinamika baru di partai berlambang beringin ini. Kita semua hanya bisa menunggu kelanjutan drama politik ini.
Dapatkan Berita Terupdate Lainnya di Exposenews.id