Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Pulau Kangean Memanas, Pasukan Brimob Diterjunkan Usai Amuk Massa

SUMENEP, Cinta-news.com – Konflik di Pulau Kangean memicu respons cepat dari Kepolisian. Mereka segera menerjunkan satu kompi pasukan Brimob ke garis depan, tepatnya di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Langkah tegas ini menjadi jawaban langsung atas aksi amuk massa yang sebelumnya memanas akibat penangkapan enam nelayan setempat.

Kemudian, Kepala Polres Sumenep AKBP Rivanda menjelaskan misi khusus 67 personel tersebut. “Tim ini kami tugaskan secara khusus untuk menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kepulauan Kangean pascainsiden,” tegasnya. Lebih lanjut, Rivanda menyampaikan harapan besar atas penugasan ini. “Kehadiran Brimob diharapkan dapat menciptakan kembali situasi yang aman dan kondusif pasca kemarahan warga,” tambahnya di Sumenep, pada Rabu (5/11/2025) malam.

Selanjutnya, Rivanda memberikan pengarahan khusus kepada seluruh personel. Dia meminta semua anggota Brimob melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Bahkan, dia mengingatkan mereka untuk menghindari tindakan arogan selama bertugas. Oleh karena itu, pendekatan humanis dan profesional menjadi kunci utama operasi ini.

Akibatnya, penambahan pasukan ini membuat kepolisian optimis masyarakat Kangean dapat segera merasakan ketenangan. Mereka berharap warga kembali beraktivitas normal tanpa rasa takut akan kerusuhan susulan. Pada akhirnya, tujuan utama semua langkah ini adalah memulihkan rasa aman yang sempat hilang.

Namun, sebelum situasi terkendali, suasana mencekam sudah lebih dulu menyelimuti Kecamatan Arjasa. Ketegangan memuncak menjadi aksi anarkis pada Selasa malam (4/11/2025). Lalu, apa pemicu utama semua ini?

Akar masalahnya berawal dari penangkapan enam nelayan Kangean. Begitu kabar ini menyebar, ratusan warga langsung menyulut kemarahan. Konon, polisi menangkap para nelayan karena diduga membawa senjata tajam dan petasan. Menurut informasi, mereka membawa barang-barang tersebut untuk menghalau kapal yang diduga melakukan survei seismik di perairan setempat.

Kemudian, Hasan Basri, seorang warga Kangean, mengonfirmasi bagaimana emosi massa begitu mudah tersulut. “Warga spontan datang karena mendengar nelayan kami ditangkap. Mereka ingin tahu kebenarannya,” kata Hasan, menggambarkan aksi warga yang berbondong-bondong mendatangi Polsek Kangean.

Selanjutnya, di lokasi Polsek, polisi berusaha meredam situasi dengan memberikan penjelasan. Mereka menyampaikan bahwa keenam nelayan tersebut sudah bebas. Mendengar kabar ini, awalnya massa sempat membubarkan diri dengan perasaan lega.

Akan tetapi, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Tak lama setelah meninggalkan Polsek, massa justru bergerak tanpa komando menuju lokasi lain. Di sana, amarah mereka akhirnya meledak menjadi aksi perusakan. Massa dengan brutal merusak fasilitas dan membakar asrama serta waterpark di wilayah Kecamatan Arjasa.

Selanjutnya, terungkap fakta bahwa asrama dan waterpark tersebut sedang kontraktor Kangean Energy Indonesia (KEI) tempati. KEI, kontraktor tersebut, sedang melakukan uji seismik di sekitar perairan Pulau Kangean. Beruntung, saat pembakaran terjadi, asrama dalam keadaan kosong. Meski demikian, massa tetap melakukan aksi vandalisme dengan memecahkan kaca dan membakar bagian depan bangunan.

Menurut Hasan, tindakan destruktif ini merupakan reaksi spontan warga yang telah lama menyimpan kecemasan. “Orang kampung sini sudah resah dari dulu karena aktivitas seismik ini. Begitu dengar ada yang ditangkap, semua langsung tersulut,” jelasnya. Akhirnya, kekecewaan terpendam itu menemukan saluran dalam bentuk aksi anarkis yang merugikan banyak pihak.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *