Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

PMI asal Ngawi Tewas Usai Jatuh ke Laut dari Kapal Penangkap Ikan di Korea

Cinta-news.com – Dunia kerja migran Indonesia kembali berduka. Kabar menyedihkan datang dari Korea Selatan dimana seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Ngawi, Jawa Timur, meregang nyawa dalam insiden kerja tragis. Handika Dwi Saputra, pemuda berusia 22 tahun itu, tewas setelah terjatuh dari kapal penangkap ikan. Keluarga dan warga Desa Wonokerto, Kecamatan Kedunggalar, akhirnya menyambut kepulangan terakhir Handika pada Kamis, 2 Oktober 2025. Mereka menyaksikan jenazahnya tiba dengan diselimuti bendera Merah Putih.

Kepala DPPTK Ngawi, Kusumawati Nilam Sulandrianingrum, membenarkan kabar ini. Ia menjelaskan insiden terjadi pada Sabtu, 20 September 2025. Saat itu Handika sedang bekerja di kapal penangkap ikan. Tiba-tiba tubuhnya terhempas ke lautan gelap.

Pemerintah Korea Selatan kemudian meluncurkan operasi pencarian intensif. Namun ombak ganas dan cuaca buruk memperlambat proses tersebut. Tim pencari akhirnya menemukan jasad Handika setelah lima hari. Sayangnya, pemuda itu sudah tak bernyawa. Keluarganya di Indonesia pun menerima kabar duka ini.

Detail penyebab jatuhnya Handika akhirnya terungkap. Nilam menyampaikan informasi dari KBRI tentang kejadian tak terduga itu. “Almarhum diduga kuat terpeleset saat hendak ke toilet di atas kapal,” jelas Nilam. Gelombang laut yang besar saat itu menyapu tubuh Handika yang tidak seimbang.

Pemerintah segera mengatur proses pemulangan jenazah. Mereka mengaktifkan prosedur kerjasama kedua negara. KBRI di Korea dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran berkoordinasi dengan ketat. Pemerintah Indonesia menanggung seluruh biaya pemulangan sehingga keluarga tidak terbebani.

Keluarga juga menerima bantuan lainnya. Nilam menegaskan Handika sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yang aktif. Ahli warisnya berhak menerima santunan Rp 85 juta. Pihaknya menyerahkan santunan itu tepat saat jenazah tiba.

Handika sendiri baru empat bulan bekerja di Korea. Ia memilih bekerja di kapal penangkap ikan meski berisiko tinggi. “Ini pilihan almarhum sendiri,” ungkap Nilam. Jalur kerja ini lebih mudah ditembus sesuai nilai kelulusan.

Kita semua bisa belajar dari peristiwa tragis ini. Banyak PMI memilih kerja di kapal ikan meski berbahaya. Handika berani mengambil risiko untuk masa depan lebih baik. Semoga jiwa pemberani seperti Handika mendapat perlindungan maksimal. Keluarga yang ditinggalkan pun diberikan ketabahan.

Exit mobile version