Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

PHK Sepihan, Ratusan Pekerja PLTU Jeneponto Duduki Pabrik

JENEPONTO, Cinta-news.com – Aksi dramatis pecah di PLTU Punagaya, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan! Ratusan pekerja yang dirugikan oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak nekat menduduki lokasi produksi. Mereka geram lantaran perusahaan tak memberikan pesangon, padahal mereka sudah mengabdi sejak 2012.

Aksi ini langsung menyita perhatian publik. Para pekerja mulai bergerak pada pukul 11.00 WITA, Senin (14/7/2025), dengan membawa spanduk dan menggelar orasi panas. Mereka bahkan memanfaatkan pickup sebagai panggung untuk menyuarakan tuntutan. Mereka berseru lantang: “Berikan kami pekerjaan kembali atau bayarkan pesangon yang layak!”

Darwis Damiri, koordinator lapangan, tegas menyampaikan dua tuntutan utama. “Pertama, kami minta perusahaan mempekerjakan kami kembali. Kedua, jika tidak mungkin, berikan pesangon sesuai hak kami,” ujarnya dengan nada tinggi. Tuntutan ini muncul setelah perusahaan tiba-tiba memutus kontrak kerja tanpa negosiasi.

Pihak PLTU Punagaya membela diri dengan alasan terpaksa melakukan PHK. Irwan Lili, perwakilan perusahaan, menjelaskan bahwa produksi listrik terhambat karena stok batu bara habis. “Kami tidak bisa beroperasi tanpa bahan bakar. Ini situasi yang sulit,” katanya.

Ternyata, masalahnya lebih kompleks! Irwan mengungkapkan bahwa pemasok batu bara lokal lebih memilih ekspor karena harga jual di luar negeri jauh lebih menggiurkan. “Dulu ada empat pemasok, tapi kontrak mereka berakhir di 2022. Sekarang, mereka lebih suka jual ke luar negeri,” paparnya.

Para pekerja menduduki pabrik selama empat jam sebelum akhirnya membubarkan diri. Namun, mereka mengancam akan kembali beraksi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Kami akan terus bergerak sampai keadilan kami dapatkan!” teriak salah seorang demonstran dengan penuh semangat.

Masyarakat setempat pun mulai menyoroti kasus ini. Banyak yang mempertanyakan keputusan perusahaan yang dinilai tidak memprioritaskan hak pekerja. Apalagi, PLTU ini memiliki kapasitas produksi besar, yakni 2 x 125 Mega Watt.

Sementara itu, pihak berwenang belum memberikan tanggapan resmi. Namun, desakan agar pemerintah turun tangan semakin kuat. “Ini bukan sekadar PHK, tapi soal nasib ratusan keluarga,” tegas seorang pengunjuk rasa.

Para pekerja memperingatkan aksi mereka akan meluas jika masalah tidak segera dituntaskan. Dengan tekad bulat, mereka berjanji terus memperjuangkan hak-hak mereka sampai benar-benar terpenuhi. “Kami siap kembali kapan saja!” tandas Darwis.

Exit mobile version