Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Pengendara Keluhkan Gelombang di Tol Pekanbaru-Dumai, Keselamatan Dipertanyakan

PEKANBARU, Cinta-news.com – Bayangkan Anda membayar untuk jalan tol yang cepat dan mulus. Nyatanya, yang Anda dapatkan justru sensasi berkendara ala roller coaster! Kondisi memprihatinkan ini terjadi pada ruas Jalan Tol Pekanbaru–Dumai di Riau. Ruas strategis ini memiliki banyak gelombang yang jelas mengancam keselamatan pengguna jalan. Jalur ini menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Kota Dumai. Panjangnya sekitar 131,48 kilometer dan merupakan bagian vital dari Jalan Tol Trans-Sumatra. Ruas tersebut juga menjadi jalur utama untuk mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di Riau. Maka, banyak pengendara memilih tol ini untuk efisiensi waktu saat menuju Dumai.

Secara visual, jalan tol ini tampak megah dengan sarana lengkap. Rambu lalu lintas terpasang memadai. Rest areanya juga luas dan representatif. Fasilitas ini seharusnya mengurangi kelelahan selama perjalanan. Namun, di balik kemegahan itu, ada catatan kritis yang perlu diperhatikan. Saat melintas dari Pekanbaru ke Dumai atau sebaliknya, Anda akan langsung merasakan jalan yang bergelombang dan miring. Beberapa titik sambungan jembatan juga terasa tidak nyaman. Kondisi ini sangat terasa bahkan di siang hari dengan cuaca cerah.

Salah seorang pengguna, Wino (48), mengaku sangat terganggu dengan kondisi itu. Menurutnya, gelombang pada kecepatan tinggi sangat berpotensi membahayakan. Risiko ini khususnya besar untuk pengendara yang kurang fokus atau belum mengenal jalan. “Lumayan banyak gelombang. Kalau tidak hati-hati, ya bisa celaka,” tegas Wino di Pekanbaru, Kamis (25/12/2025). Memang terlihat pekerja sedang memperbaiki beberapa titik. Namun, kenyamanan berkendara secara keseluruhan masih belum optimal.

Wino menuturkan, pengelola jalan tol harus lebih serius. Mereka perlu segera meratakan jalan yang bergelombang. Volume kendaraan yang melintas sangat tinggi, terutama saat libur Natal dan Tahun Baru. “Harapan kami, jalan yang bergelombang itu diperbaiki. Soalnya, jalan ini berbayar dan tarifnya lumayan mahal. Jangan ambil untung saja, kualitas jalan harus diperhatikan,” protes Wino.

Menanggapi keluhan ini, PT Hutama Karya memberikan penjelasan. Kepala Regional Sumatra Bagian Tengah, Bromo Waluko Utomo, menyebut salah satu penyebabnya adalah kendaraan overload. Muatan berlebih itu mempercepat penurunan kinerja jalan. “Kami mengimbau pengguna jalan, khususnya angkutan barang, untuk tidak overload. Mereka juga wajib mematuhi batas kecepatan dan menjaga jarak aman,” papar Bromo.

Hutama Karya memastikan mereka terus melakukan pemeliharaan rutin. Mereka juga melakukan perbaikan setempat pada titik-titik tertentu. “Apabila menemukan kondisi darurat, pengguna dapat melaporkan via call center 082177088880 atau akun @HutamaKaryaTollroad,” tambahnya.

Jalan Tol Pekanbaru–Dumai sendiri telah beroperasi penuh sejak 25 September 2020. Artinya, tol ini telah berfungsi hampir lima tahun. Perannya sangat penting untuk konektivitas Sumatra. Namun, pengalaman pengendara seperti Wino mempertanyakan komitmen pengelola. Masyarakat mengharapkan tindakan nyata, bukan sekadar imbauan. Keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama. Jalan tol simbol percepatan ini jangan sampai berubah menjadi arena gelombang yang membahayakan. Mari kita lihat, apakah keluhan ini akan berujung pada perbaikan menyeluruh.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Exit mobile version