Cinta-news.com – Sebuah tragedi mengerikan mengguncang sebuah desa di Purbalingga, Jawa Tengah, pagi itu. Seorang pemuda berinisial MA (27) nekat menghabisi nyawa paman dan bibinya sendiri. Lebih lanjut, ledakan amarahnya ini juga turut melukai dua tetangga yang kebetulan berada di lokasi. Akibatnya, suasana yang biasanya tenang di Desa Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol, langsung berubah mencekam dalam sekejap.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Purbalingga, AKP Siswanto, dengan tegas membenarkan peristiwa berdarah ini. Ia menjelaskan bahwa kronologi kekacauan ini mulai terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Menurut penuturannya, MA pertama kali mengamuk di depan rumahnya sambil menghunus parang dengan ancaman mengerikan. Kemudian, tanpa pikir panjang, ia langsung menyerang tetangga terdekatnya yang sedang tidak berdaya.
Akibat aksi brutal itu, dua warga pertama pun menjadi korbannya. Korban awal, SM (41), harus menderita luka bacok di bagian lengan kirinya. Sementara itu, korban kedua, TL (31), juga mengalami nasib serupa dengan luka di bagian lengan. Namun, untungnya, kedua korban ini masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. “Keduanya berhasil lari menyelamatkan diri sehingga hanya mengalami luka di lengan,” jelas Siswanto dalam keterangan persnya pada Rabu.
Melihat aksi pelaku yang semakin menjadi-jadi, warga sekitar pun langsung dilanda kepanikan yang luar biasa. Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengunci diri di dalam rumah masing-masing sebagai bentuk perlindungan. Akan tetapi, MA ternyata tidak berhenti dan justru semakin menjadi beringas. Selanjutnya, dengan paksa ia menerobos masuk ke dalam rumah bibinya sendiri, CS (74), dan langsung menyerang sang bibi yang sudah rentan di dalam kamarnya. Akhirnya, CS pun tewas di tempat kejadian dengan kondisi yang sangat mengenaskan, yaitu lima luka bacok di kepala.
Namun, aksi mengerikan MA ternyata belum usai. Setelah membunuh bibinya, ia kemudian beralih untuk mengejar pamannya, SS (70), yang berusaha menyelamatkan diri ke kamar sebelah. Sayangnya, sang paman yang sudah lansia itu tidak mampu menghindar dari sergapannya. Pada akhirnya, lansia malang itu pun menemui ajalnya dengan tiga luka bacok di kepala. Di sisi lain, warga yang mendengar keributan justru merasa takut untuk keluar rumah. “Warga sekitar yang mendengar kegaduhan takut keluar rumah, karena pelaku memang dikenal sering mengamuk dan membawa parang sehingga warga baru berani keluar saat pagi harinya,” jelas Siswanto, menggambarkan ketakutan yang melanda komunitas tersebut.
Setelah menyelesaikan aksi brutalnya, pelaku kemudian kabur dari lokasi kejadian. Akan tetapi, polisi bersama dengan warga yang sudah memberanikan diri akhirnya berhasil menangkapnya di area perkebunan desa. Dengan demikian, pelaku yang berbahaya ini tidak sempat menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak lagi.
Lalu, apa yang sebenarnya memicu ledakan emosi ekstrem dari MA ini? Dari hasil interogasi, terungkap sebuah motif yang sangat menyedihkan. Ternyata, MA mengaku nekat menghabisi nyawa paman dan bibinya karena perasaan sakit hati yang terpendam lama. Selama ini, ia merasa sangat tersiksa karena sering diejek dan diolok-olok sebagai “sakit jiwa” oleh orang-orang di sekitarnya. Alhasil, tekanan batin inilah yang akhirnya memicu ledakan amuknya yang tragis.
Kapolres Purbalingga, AKBP Achmad Akbar, pun membenarkan latar belakang pelaku yang sangat memprihatinkan. Ia menyatakan bahwa MA memang memiliki riwayat gangguan kejiwaan yang panjang dan bahkan sedang menjalani perawatan rawat jalan. “Dari hasil pendalaman, ternyata diketahui pelaku juga dalam status perawatan kejiwaan. Bahkan yang bersangkutan terindikasi mengalami gangguan jiwa berat dari keterangan rumah sakit yang melakukan perawatan,” kata Akbar dengan nada serius.
Meskipun demikian, pihak kepolisian tetap akan memproses kasus ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Selain itu, pelaku juga akan menjalani observasi medis lebih lanjut di RSUD Banyumas untuk menilai kondisi kejiwaannya secara komprehensif. “Kami masih mengumpulkan fakta berdasarkan olah TKP dan sumber lain. Terkait indikasi gangguan kejiwaan, pelaku akan menjalani observasi terlebih dahulu,” tambahnya, menegaskan prosedur standar yang akan dijalani.
Pada akhirnya, peristiwa pilu ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga korban dan juga menimbulkan trauma kolektif bagi warga Desa Baleraksa. Tragedi ini sekaligus menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mental dan bahayanya stigma negatif terhadap penderitanya. Oleh karena itu, diharapkan kejadian mengerikan seperti ini tidak terulang lagi di masa depan, dan para penderita gangguan jiwa bisa mendapatkan perhatian serta perawatan yang tepat sebelum segalanya menjadi terlambat.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com












**mind vault**
mind vault is a premium cognitive support formula created for adults 45+. It’s thoughtfully designed to help maintain clear thinking