ATLANTA, Cinta-news.com – Dalam perkembangan mengejutkan, sejumlah pekerja Korea Selatan justru kembali bekerja di pabrik baterai Hyundai-LG di Georgia, AS. Padahal sebelumnya, imigrasi setempat menggerebek dan menahan mereka pada September 2025. Kejadian ini pun memantik berbagai pertanyaan tentang kebijakan imigrasi era Trump.
Menurut sumber industri terpercaya kepada AFP, meski jumlahnya masih kecil, para pekerja ini sudah kembali bertugas. Mayoritas dari mereka sebelumnya berstatus subkontraktor. Hal ini membuat banyak orang mempertanyakan mekanisme perekrutan mereka.
Kronologi masalahnya berawal dari operasi besar-besaran ICE dua bulan lalu. Saat itu, pihak imigrasi menangkap sekitar 475 orang di pabrik yang sama. Mayoritas petugas imigrasi menangkap warga Korea Selatan. Peristiwa ini langsung menyita perhatian internasional.
Petugas ICE menduga kuat para pekerja melanggar masa berlaku visa. Mereka juga diduga memegang izin masuk yang tidak mengizinkan pekerjaan manual. Alhasil, operasi penggerebekan pun berjalan tanpa kompromi.
Penggerebekan ini kemudian tercatat sebagai salah satu operasi terbesar di satu lokasi. Operasi tersebut jelas-jelas mengikuti kebijakan keras imigrasi Presiden Donald Trump sejak ia kembali menjabat pada Januari 2025. Banyak pihak pun mengaitkan aksi ini dengan janji kampanye Trump.
Sementara itu, kantor berita Yonhap mengonfirmasi kabar mengejutkan. Tiga mantan pekerja yang ditahan telah kembali ke Amerika bulan lalu. Presiden Federasi Korea-Amerika Tenggara membenarkan informasi ini.
“Mereka kembali ke Georgia dengan penuh dedikasi untuk menyelesaikan tugas, meskipun mereka pernah menjalani penahanan,” ujarnya seperti dikutip Yonhap.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sebelumnya sudah menjelaskan aturan visa B-1. Visa ini hanya mengizinkan warga Korea untuk memasang, merawat, dan memperbaiki peralatan di proyek investasi. Sayangnya, interpretasi aturan ini justru menjadi titik masalah.
Mayoritas pekerja yang ditangkap ternyata menggunakan visa B-1. Visa ini memiliki batasan aktivitas yang sangat jelas. Akhirnya, terjadilah kesenjangan antara aturan dan praktik lapangan.
Merespons insiden ini, Pemerintah Korea Selatan segera memulangkan warganya. Mereka juga menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian tak terduga tersebut.
Presiden Lee Jae Myung menyuarakan kebingungannya atas peristiwa ini. Ia bahkan memperingatkan bahwa tindakan AS bisa mengganggu investasi asing ke Amerika Serikat ke depannya. Peringatan ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintahan Trump.
Di sisi lain, Presiden Donald Trump berusaha meredakan kekhawatiran investor. Ia menegaskan bahwa pekerja asing legal selalu diterima di Amerika. Trump juga menyatakan tidak ingin menakuti para investor.
Akhirnya, kembalinya para pekerja Korea ini menciptakan narasi kompleks. Di satu sisi ada penegakan hukum imigrasi, di sisi lain ada tuntutan proyek investasi dan hubungan diplomatik. Semua pihak kini menunggu solusi dari ketegangan ini. Episode ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pelaku bisnis global.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











