Cinta-news.com – Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap fakta mengejutkan tentang kondisi jasad Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan. Kedua jasad yang sudah menjadi kerangka itu tertimpa puing-puing bangunan. Sebagai informasi penting, Kabid Humas Kombes Budi Hermanto menyatakan hal ini. Pada intinya, tim penyidik menarik kesimpulan setelah mengolah TKP secara detail. Sebagai contoh, mereka mengumpulkan bukti fisik yang jelas. Bukti-bukti itu menunjukkan posisi jenazah saat tertimbun material runtuhan.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah seseorang sengaja menaruh jenazah lalu menimbunnya? Ataukah struktur gedung yang runtuh secara alami menimpa mereka? Sebagai gambaran, Budi mengungkapkan hal ini di RS Polri Jakarta Timur.
Selain itu, ada faktor lain yang memperparah keadaan. Ternyata, pemilik gedung memberi keterangan krusial. Material atap dan dinding sebagian besar terbuat dari asbes yang rapuh! Akibatnya, ketika kebakaran terjadi, bahan-bangunan ini mudah hancur. Bahan-bangunan itu pun memperberat timbunan reruntuhan. Bahkan, kondisi berbahaya ini menjadi kendala terbesar penyidik. Bayangkan saja, petugas harus bekerja ekstra hati-hati. Mereka berada di bawah ancaman reruntuhan yang bisa runtuh sewaktu-waktu.
Lalu, apa sebenarnya yang terjadi pada Reno dan Farhan? Simak baik-baik, Budi Hermanto menegaskan fakta mengejutkan. Kedua pemuda ini BUKAN korban pembunuhan! Alih-alih, mereka terperangkap di dalam gedung yang terbakar. Saat itu, kerusuhan hebat melanda kawasan pada akhir Agustus 2025. Dengan kata lain, mereka menjadi korban situasi chaos yang tak terduga.
Sebagai bukti pendukung, polisi mengamankan video amatir yang vital. Dalam rekaman itu, terlihat kedua korban berada di sekitar gedung sesaat sebelum tragedi. Meskipun demikian, polisi belum bisa memastikan aktivitas spesifik mereka. Sampai saat ini, penyelidikan masih berlanjut. Polisi berusaha mengungkap dalang provokator kerusuhan tersebut.
Bagaimana dengan proses identifikasinya? Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati telah memastikan identitas kedua kerangka. Brigjen Sumy Hastry Purwanti memaparkan proses identifikasi yang hati-hati. Pertama-tama, pemeriksaan struktur tulang membuktikan kerangka berjenis kelamin laki-laki. Selanjutnya, tim forensik melakukan pemeriksaan DNA dan gigi yang akurat.
Hasilnya sungguh luar biasa. DNA dari sampel postmortem kerangka pertama cocok dengan sampel antemortem keluarga. Dengan demikian, teridentifikasilah kerangka sebagai Reno Syahputra Dewo. Ia adalah anak kandung dari Bapak Muhammad Yasin.
Sementara itu, proses identifikasi kerangka kedua menggunakan beberapa metode. Tim forensik memeriksa barang bukti seperti perhiasan dan ikat pinggang. Mereka juga melakukan pemeriksaan DNA tulang yang canggih. Akhirnya, sampel postmortem berhasil dicocokkan dengan sampel antemortem. Hasilnya pun resmi dikonfirmasi. Kerangka itu adalah milik Muhammad Farhan.
Sebagai penutup, Polda Metro Jaya menegaskan penyelidikan masih berlanjut. Mereka mengungkap penyebab pasti kebakaran dan dalang kerusuhan. Dua pemuda menjadi korban dalam peristiwa ini. Kita semua berharap kebenaran akan terungkap. Keluarga korban pun berhak mendapatkan keadilan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
