Cinta-news.com – Sebuah berita duka yang sangat memilukan datang dari Tasikmalaya. Jumat (7/11/2025) sore lalu, dua pelajar berusia 12 tahun asal Ciamis, Jawa Barat, meregang nyawa secara tragis. Motor yang mereka kendarai berboncengan bertabrakan brutal dengan minibus Elf jurusan Panjalu-Bandung. Insiden ini terjadi di Jalan Raya Pagerageung-Panumbangan, Kabupaten Tasikmalaya.
Motor Yamaha Jupiter MX milik korban secara nekat menyeruduk minibus Elf di jalur lawan arah. Aksi berbahaya ini mereka lakukan saat hendak menyalip kendaraan lain di depannya. Momen menyalip yang seharusnya penuh perhitungan justru berubah menjadi gerakan terakhir yang mematikan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tasikmalaya Kota, AKP Riki Kustiawan, mengonfirmasi kronologi detail kejadian ini. Ia menjelaskan kecelakaan maut terjadi ketika sepeda motor Yamaha Jupiter MX bernomor polisi Z 4710 TU dikendarai P (12) sambil berboncengan dengan M (12). Kedua pelajar asal Kecamatan Panumbangan, Ciamis ini sedang berusaha mendahului kendaraan di depannya. Sayangnya, mereka tidak menyadari bahaya besar yang mengintai dari arah depan.
AKP Riki Kustiawan menyoroti faktor kecerobohan sebagai pemicu utama. “Diduga pengendara sepeda motor kurang hati-hati saat mendahului kendaraan lain,” jelas Riki melalui pesan singkat, Sabtu (8/11/2025). Motor yang mereka kendarai akhirnya bertabrakan frontal dengan mikrobus Z 7556 TB yang melaju dari arah berlawanan.
Benturan keras tak terelakkan itu membuat kedua pelajar mengalami luka berat. Petugas langsung melarikan keduanya ke rumah sakit terdekat. Sementara kedua kendaraan mengalami kerusakan dengan estimasi kerugian materi sekitar Rp 5 juta.
Pertolongan medis ternyata tidak cukup menyelamatkan nyawa mereka. Satu korban meninggal dunia saat di puskesmas, sedangkan korban lainnya menyusul menghembuskan napas terakhir di RS Hermina. Dua nyawa penuh harap itu akhirnya padum secara berurutan.
AKP Riki Kustiawan mengungkap fakta mencengangkan yang memperparah tragedi ini. Hasil penyelidikan mengungkap pengendara motor belum memiliki SIM. Lebih memilikan lagi, kedua korban tidak mengenakan helm pelindung kepala sama sekali. Padahal, kedua alat keselamatan dasar ini seharusnya menjadi syarat mutlak sebelum berkendara.
Riki juga memaparkan kondisi jalan saat kejadian. Kecelakaan terjadi di jalan dua arah dengan kondisi beraspal baik dan marka garis utuh. Cuaca saat itu berawan dengan arus lalu lintas yang terbilang lengang. Faktor-faktor ini menegaskan bahwa kelalaian pengendara menjadi faktor penentu.
Kepolisian masih mendalami kasus kecelakaan yang merenggut dua nyawa di bawah umur ini. Riki menyampaikan imbauan mendesak kepada seluruh orangtua. Ia meminta para orangtua lebih ketat dan tidak mudah memberikan keleluasaan kepada anaknya membawa motor tanpa SIM dan helm pelindung di jalan raya.
Tragedi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kejadian ini menjadi contoh nyata bahwa pengendara di bawah umur tidak boleh membawa kendaraan ke jalan raya. Apalagi tanpa SIM dan alat pelindung seperti helm. Nyawa dan keselamatan mereka harus menjadi prioritas utama.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka memeriksa saksi-saksi serta mengamankan barang bukti untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Investigasi ini diharapkan memberikan kejelasan dan mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
