Cinta-news.com, Jakarta – Megawati : PDIP Babak Belur di Pemilu 2024 Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengakui partainya mengalami kekalahan telak dalam Pemilu 2024. Selama ini, ia memilih diam terkait hasil pemilu yang tidak sesuai harapan. Namun, dalam acara Trisakti Tourism Award, Megawati akhirnya menyentil para kadernya yang hadir tentang kegagalan PDIP.
Baca Juga: Pakistan Tembak Jatuh Belasan Drone India Buatan Israel
Di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, pada Kamis malam, 8 Mei 2025, Megawati menyatakan kekesalannya. “Saat pemilu kemarin, saya tidak pernah berbicara, kan? Tapi sekarang, saya akan sedikit menyentil. Kenapa? Setelah kita babak belur seperti ini,” ujarnya di hadapan ratusan kader.
Ia kemudian melemparkan pertanyaan retoris kepada mereka. “Apakah kita babak belur atau tidak? Kalian pasti tahu jawabannya, tapi tidak mau mengaku,” tegasnya. Megawati bahkan mengulang pertanyaannya dengan nada lebih tegas. “Nanti saya panggil satu per satu. Kenapa? Yang seharusnya menang, malah kalah,” katanya.
Tampak hadir mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menyimak pidato Megawati dengan serius. Meskipun tidak menyebut nama secara langsung, Megawati menyiratkan ketidakpuasannya terhadap kinerja partai.
Baca Juga: India Serang Pakistan dengan Drone Israel, 25 Unit Jatuh
Megawati menegaskan bahwa dirinya mampu melihat potensi seorang kader untuk menjadi pemimpin. Ia mengklaim memiliki insting yang tajam dalam menilai keseriusan dan kerja keras para kadernya. “Saya bisa memberi penilaian. Kalau saya sudah yakin, pasti akan berhasil,” ujarnya.
Sebagai contoh, ia menceritakan pengalamannya terpilih sebagai anggota DPR tiga kali berturut-turut di era Orde Baru. Menurutnya, rakyat memilihnya karena ia aktif turun ke lapangan. “Saya terus menang karena apa? Karena turun ke bawah. Ke mana? Ke akar rumput. Akar rumput itu siapa? Rakyat,” tegasnya.
Megawati menekankan bahwa rakyatlah yang menentukan pilihan mereka, bukan sekadar kader partai. Oleh karena itu, ia menyampaikan terima kasih kepada rakyat, bukan kepada para kader yang hadir. “Berikan tepuk tangan meriah jika kalian tidak ragu terhadap saya,” tantangnya.
Megawati semakin geram ketika melihat respons para kader yang kurang antusias. “Satya Eva Jayate!” teriaknya. “Saya selalu bilang, kebenaran pasti menang!” Namun, ia kecewa karena banyak kader yang tepuk tangannya kurang bersemangat.
Ia menyebut para kader tersebut “melempem” dan menuduh sikap itulah yang menyebabkan PDIP kalah. “Kalau kalian melempem, ya tidak akan menang. Buktinya? Saya sampai heran. Daerah yang seharusnya menjadi basis kita malah terpecah-belah,” ujarnya.
Megawati enggan menjelaskan lebih rinci tentang sosok tertentu yang ia maksud. “Tidak perlu dibahas. Saya kan Ketua Umum, saya tahu,” katanya singkat.
Sebelumnya, PDIP mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam Pilpres 2024. Namun, pasangan ini justru berada di posisi terakhir, kalah dari Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
Yang lebih mengejutkan, PDIP bahkan kalah di Jawa Tengah, yang selama ini dianggap sebagai “kandang” partai tersebut. Di wilayah ini, justru pasangan Prabowo-Gibran yang meraih kemenangan.
Megawati menegaskan bahwa PDIP harus melakukan evaluasi mendalam. Ia menuntut para kader lebih giat bekerja dan mendekati rakyat. “Jangan hanya berharap menang tanpa usaha keras,” pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa kekalahan ini harus menjadi pelajaran. “Kita harus bangkit. Tidak ada waktu untuk mengeluh. Rakyat menunggu bukti, bukan janji,” tegasnya.
Di akhir pidato, Megawati kembali mengingatkan semboyan partai. “Satya Eva Jayate! Kebenaran pasti menang!” teriaknya, diikuti tepuk tangan dari para kader yang hadir.
Beberapa pengamat politik menilai kekalahan PDIP disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, kurangnya inovasi dalam kampanye. Kedua, munculnya figur baru yang lebih menarik perhatian pemilih muda. Ketiga, persaingan internal partai yang melemahkan soliditas.
Namun, Megawati tampaknya lebih menyoroti faktor kedisiplinan dan kerja keras kader. “Tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan,” ujarnya.
Meskipun menelan kekalahan, Megawati tetap optimis PDIP bisa bangkit. Ia berjanji akan melakukan pembenahan internal, termasuk regenerasi kader. “Kita harus belajar dari kesalahan. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri,” katanya.
Para kader yang hadir pun diharapkan membawa pesan ini ke seluruh jajaran partai. “Bekerjalah untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri,” pesan Megawati menutup pidatonya.
Pidato Megawati menuai beragam tanggapan. Sebagian mendukung teguran kerasnya, sementara lainnya menganggap ia terlalu menyalahkan kader. Namun, banyak yang sepakat bahwa PDIP memang perlu perubahan strategi.
Dengan semangat baru, PDIP diharapkan bisa kembali meraih kepercayaan rakyat di pemilu mendatang.