BANDUNG BARAT, Cinta-news.com – Pencarian macan tutul jantan yang kabur dari Lembang Park & Zoo (LPZ) masih terus berlangsung tanpa hasil. Tim gabungan dari petugas kebun binatang dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dengan cermat menyisir setiap sudut area kebun binatang. Satwa liar ini berhasil melarikan diri dari kandang karantina pada Kamis pagi (28/8) sekitar pukul 05.30 WIB. Peristiwa ini terjadi tepatnya di kandang karantina yang dikelola BBKSDA Jabar.
Para ahli satwa menduga kuat bahwa lingkungan barunya telah memicu stres pada macan tutul tersebut. Kondisi stres inilah yang kemudian mendorongnya untuk menjebol bagian atas kandang karantina. Menanggapi kejadian ini, manajemen LPZ dan BBKSDA segera mengambil langkah cepat dengan mengerahkan semua sumber daya yang ada. Mereka bertekad untuk menemukan dan mengamankan satwa tersebut sekaligus memastikan bahwa hewan itu tidak meninggalkan area kebun binatang.
Sebagai bagian dari strategi penangkapan, Humas LPZ Miftah Setiawan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menambah jumlah kandang jebak. “Kami meningkatkan jumlah kandang jebak dari awalnya 4 menjadi 6 unit untuk memperbesar peluang penangkapan,” jelas Miftah. Pada malam hari, tim memperkuat pencarian dengan menggunakan drone thermal canggih. Drone ini secara khusus mampu mendeteksi panas tubuh makhluk hidup di kegelapan. Secara bersamaan, tim keeper LPZ bersama petugas BKSDA melakukan penyisiran langsung di lapangan.
Hasil investigasi tim di lapangan menunjukkan berbagai indikasi bahwa macan tutul masih berada di area kebun binatang. Tim berhasil menemukan jejak kaki segar, cakaran pada beberapa pohon, dan bekas cakaran di tanah. Seluruh temuan ini mengonfirmasi bahwa hewan tersebut belum meninggalkan area kebun binatang. Drone thermal juga berhasil menangkap sinyal panas tubuh yang diduga berasal dari macan tutul di antara rimbunnya pepohonan.
Meski tim telah melakukan berbagai upaya, macan tutul yang cerdas dan lincah ini masih berhasil menghindar hingga hari keempat pencarian. Tim terus mencoba berbagai metode inovatif termasuk penggunaan umpan makanan dan kamera motion sensor.
Sementara operasi pencarian berlangsung, pengelola LPZ memastikan bahwa perawatan untuk satwa-satwa lainnya tetap berjalan normal sesuai standar operasional prosedur. Namun demikian, manajemen mengambil keputusan bijaksana dengan menutup sementara kunjungan masyarakat. “Keselamatan pengunjung dan kesejahteraan satwa menjadi prioritas utama kami. Kami sangat menghargai pengertian dan dukungan masyarakat selama proses ini,” tutup Miftah.
Untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat, LPZ telah membentuk posko informasi dan meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian serta pemerintah setempat. Tim keamanan juga memasang rambu-rambu peringatan di seluruh area kebun binatang. Mereka secara aktif memberikan pemahaman kepada warga sekitar tentang langkah tepat yang harus dilakukan jika melihat macan tutul tersebut.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com