Cinta-news.com – Pemerintah Malaysia akhirnya turun tangan menyikapi sanksi memalukan dari FIFA kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Mereka menyoroti keras sanksi akibat pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Krisis kredibilitas ini memaksa semua pihak memperbaiki sistem dari akarnya.
FIFA secara resmi merilis dokumen setebal 64 halaman pada Senin (17/11/2025). Dokumen ini memaparkan sudut pandang Komite Banding FIFA mengenai skandal naturalisasi Timnas Malaysia. Yang paling mengecewakan, komite banding FIFA justru menolak banding FAM.
Menteri Pemuda dan Olahraga Hannah Yeoh langsung mengambil langkah progresif menanggapi penolakan ini. Ia menyerukan pemeriksaan lebih ketat untuk proses naturalisasi pemain. Selain itu, ia merancang peran pengawasan formal bagi Komisaris Olahraga. Langkah strategis ini diharapkan memastikan penyelidikan independen terhadap FAM menghasilkan reformasi nyata.
Yeoh memberikan penjelasan transparan kepada Parlemen pada hari Kamis. Ia membeberkan tiga hal krusial. Pertama, penyelidikan independen yang dipimpin mantan Ketua Mahkamah Agung Tun Md Raus Sharif. Kedua, status banding FAM yang masih tertunda di CAS. Ketiga, paket reformasi yang ingin segera diterapkan. Dengan keyakinan penuh, ia menegaskan, “Saya ingin laporan independen ini dibaca, ditindaklanjuti, dan dioperasionalkan oleh otoritas yang tepat.” Ia mengingatkan, “Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi lagi.”
Yeoh segera menggerakkan jajarannya. Ia menginstruksikan Komisaris Olahraga Arrifin Ghani untuk memeriksa laporan Raus secara menyeluruh. Ia juga meminta Arrifin bekerja sama penuh dengan kementeriannya untuk mengambil tindakan lanjutan. Dengan tegas ia menambahkan, “Saya meminta Komisaris Olahraga menelaah temuan tersebut dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan. Ini merupakan bagian dari penguatan tata kelola.”
Pemerintah Malaysia berkomitmen penuh mendorong reformasi aturan naturalisasi. Yeoh mengidentifikasi kesenjangan sistemik yang membiarkan naturalisasi berjalan tanpa pengawasan memadai. Ia pun meluncurkan usulan brilian. Semua permohonan naturalisasi atlet kelahiran luar negeri wajib diperiksa dulu oleh Dewan Olahraga Nasional (NSC) sebelum ke Kementerian Dalam Negeri. Ia menjelaskan, “NSC harus menilai apakah tim benar-benar membutuhkan pemain warisan.” Dengan visi jangka panjang ia menegaskan, “Kami menginginkan naturalisasi berdasarkan prestasi olahraga, bukan jalan pintas.”
Sebagai bentuk keseriusan, pemerintah membekukan bantuan keuangan kepada FAM. Yeoh meluruskan persepsi publik. Ia menegaskan pembekuan ini bersifat bersyarat, bukan hukuman. Dengan bijak ia menyatakan, “Saya tidak menahan dana hanya untuk menghukum.” Ia memaparkan alasan logis, “Kami ingin melihat pelaksanaan rekomendasi terlebih dahulu. Kita harus melindungi uang publik.”
Pemerintah menetapkan tolok ukur jelas sebelum mencairkan hibah. Yeoh memastikan kombinasi laporan independen dan audit Komisaris Olahraga menjadi acuan utama. Ia juga mengingatkan skenario terburuk. Jika CAS menolak banding FAM, Komite Banding FIFA dan AFC berpotensi memberi hukuman lebih berat.
Meski mendesak perubahan, Yeoh menyadari batas wewenangnya. Ia menekankan bahwa sikap tegasnya harus tunduk pada peraturan FIFA. Ia tidak bisa mencampuri kepemimpinan FAM meski tekanan politik besar. Dengan nada waspada ia mengingatkan, “Jika pemerintah ikut campur dalam pengelolaan FAM, kami berisiko diskors.” Namun ia menutup dengan optimisme, “Kita dapat memperkuat tata kelola melalui sistem yang sudah kita miliki.”
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
