TEHERAN,cinta-news.com – Otoritas kehakiman Iran mengeksekusi Pedram Madani pada Rabu (28/5/2025) setelah mengvonisnya bersalah sebagai mata-mata Mossad Israel.
Mahkamah Agung Iran terlebih dahulu memproses dan menyelesaikan seluruh tahapan hukum, kemudian memutuskan putusan akhir, sebelum pihak eksekutor melaksanakan eksekusi.
Trump Bersikeras Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing
Mizan Online melaporkan pihak berwenang menuduh Madani membocorkan rahasia negara dan bertemu agen Mossad di luar negeri, termasuk Brussels.
Laporan intelijen Iran mengungkap bahwa Madani pernah mengunjungi wilayah yang mereka sebut sebagai “wilayah pendudukan”, merujuk pada Israel.
Pengadilan Iran menjatuhkan hukuman ganda kepada Madani:
Pertama, atas tuduhan spionase untuk kepentingan Israel
Selanjutnya, karena penerimaan dana ilegal dalam bentuk euro dan bitcoin dari Mossad
Jaksa menjeratnya dengan pasal berat seperti “memerangi Tuhan” yang ancamannya hukuman mati di Iran.
Kasus Madani bukan yang pertama. Sebelumnya pada April lalu, Iran juga mengeksekusi Mohsen Langarneshin atas tuduhan membantu Mossad dalam pembunuhan Kolonel Hassan Sayyad Khodaei dari Garda Revolusi Iran pada 2022.
Langarneshin terbukti:
- Bantu operasi Mossad
- Pasok malware untuk serang nuklir Iran (Fordow, 2021)
- Latih 12 agen di Istanbul (2022)
- Koordinasi langsung
- 5x temu agen Mossad (Brussels/Baku)
- Transfer data via Dubai tiap 2 minggu
- Dana kripto
- Terima 14 BTC ($420k) dari alamat Mossad
Bukti:
- CCTV Hotel Hilton Baku
- Dompet kripto bc1q…z4t9
- Log komunikasi “Black Shadow”
(Sumber: Dokumen Pengadilan Iran)
Hukuman: Pasal 501 UU Keamanan Nasional (mati)
Iran secara konsisten menuduh Israel melakukan operasi intelijen rahasia di wilayahnya, terutama:
1. Pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka seperti Mohsen Fakhrizadeh (November 2020)
2. Serangan siber terhadap fasilitas nuklir Fordow dan Natanz (2020-2021)
Ketegangan antara kedua negara terus meningkat, bahkan sempat memanas menjadi saling serang terbuka di tengah konflik berkepanjangan di Gaza.
Iran secara tegas menolak mengakui keberadaan negara sebelah sejak Revolusi Islam 1979, menyebut negara tersebut sebagai “rezim Zionis”, serta menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai pilar utama kebijakan luar negerinya.
Satu tanggapan untuk “Lagi, Iran Eksekusi Mata-mata Israel”