Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Ketegangan AS-Venezuela Memanas Usai Penyitaan Kapal Tanker di Lepas Pantai

Cinta-news.com – Presiden AS Donald Trump membuat pengumuman mengejutkan. Pada Rabu (10/12/2025), ia menyatakan pasukannya menyita sebuah kapal tanker minyak raksasa di lepas pantai Venezuela. Aksi ini langsung memicu ketegangan baru antara kedua negara. Trump menegaskan, “Kami baru saja menyita sebuah kapal tanker di lepas pantai Venezuela, sebuah kapal tanker besar, sangat besar sebenarnya, yang terbesar yang pernah disita.” Ia juga memberi kode tentang aksi lanjutan. Katanya, “Hal-hal lain juga sedang terjadi, jadi Anda akan melihatnya nanti.”

Lalu, siapa target operasi ini? Tiga pejabat AS membocorkan informasi. Mereka menyebut operasi ini dipimpin Penjaga Pantai AS. Namun, mereka sengaja merahasiakan detail penting. Nama kapal, bendera negara, dan lokasi pasti tidak diungkap. Di sisi lain, kelompok intelijen maritim Inggris, Vanguard, menguak fakta baru. Mereka meyakini kapal tanker “Skipper” menjadi sasaran AS. Keyakinan ini punya alasan kuat. AS sebelumnya telah menjatuhkan sanksi pada Skipper. Kapal ini dituduh terlibat perdagangan minyak Iran saat masih bernama Adisa.

Data pelacakan kapal dari TankerTrackers.com mendukung teori ini. Skipper tercatat baru saja meninggalkan pelabuhan minyak utama Venezuela, Jose. Itu terjadi sekitar 4-5 Desember lalu. Kapal itu dalam keadaan penuh. Muatannya adalah minyak mentah berat jenis Merey asal Venezuela. Fakta ini menunjukkan bahwa penyitaan bukan kebetulan. Operasi ini direncanakan dengan timing yang tepat.

Dampaknya langsung terasa di pasar global. Kabar penyitaan membuat harga minyak berjangka melonjak. Harga minyak mentah Brent sempat berada di zona negatif. Namun, berita ini mendorongnya naik 27 sen. Kenaikannya mencapai 0,4 persen menjadi 62,21 dolar AS per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik. Kenaikannya 21 sen atau 0,4 persen, menjadi 58,46 dolar AS per barel. Di sisi lain, Presiden Venezuela Nicolas Maduro justru bersikap tenang. Saat berpidato dalam pawai militer, ia sama sekali tidak menyebut insiden penyitaan kapal tanker ini.

Aksi penyitaan ini adalah bagian dari tekanan AS yang terus meningkat. Pemerintahan Trump gencar mendesak kekuasaan Presiden Nicolas Maduro. Mereka sebelumnya mengerahkan armada militer besar. Alasannya untuk memerangi perdagangan narkoba. AS juga telah menyerang lebih dari 20 kapal. Kapal-kapal itu diduga mengangkut narkoba. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 87 orang. Lebih jauh, Washington menuduh Maduro memimpin “Cartel of the Suns”. Organisasi itu baru saja mereka cap sebagai teroris. Ancaman invasi darat AS pun dinilai semakin nyata.

Menghadapi situasi mencekam ini, Maduro pun tak tinggal diam. Ia menuduh Amerika Serikat bertekad menggulingkan rezimnya. Menurut Maduro, motifnya adalah merebut cadangan minyak Venezuela. Sebagai bentuk antisipasi, Angkatan Bersenjata Venezuela segera bertindak. Mereka merekrut dan melantik 5.600 tentara baru. Pelantikan ini adalah respons atas seruan Maduro untuk perkuat militer. Kawasan Karibia kini mendidih oleh ketegangan yang terus memuncak. Penyitaan satu kapal tanker ini berpotensi memantik konflik yang jauh lebih besar.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Exit mobile version