Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Jangan Pernah Menyepelekan Aksi Bullying Yang Kamu Lihat

JAKARTA, cinta-news.com – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dian Sasmita angkat bicara soal fenomena kasus perundungan atau aksi bullying yang bahkan menyebabkan anak usia delapan tahun di Riau meninggal dunia. Upaya deteksi dini dan respon cepat atas kasus bullying yang terjadi sangat penting.

Dian menyebutkan, kasus bullying tidak pernah hanya dalam sekali kejadian. Dalam kasus bullying, selalu ada unsur pengulangan.

“Jangan pernah menganggap enteng perilaku bullying yang terjadi. Respon yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying. Baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying. Termasuk lingkungan sosial mereka, dan juga termasuk keluarga para anak tersebut,” kata Dian dalam keterangannya, Jumat (30/1/2025) malam.

Dian juga menekankan, kasus bullying tak akan selesai dengan mediasi tanpa ada intervensi perubahan pelaku. Menurutnya, penanganan kasus bullying perlu melibatkan banyak pihak yaitu guru atau pendidik, pekerja sosial, dan konselor untuk mendampingin anak dan keluarganya.

Replika Mobil F1 E Gen3 Evo Jadi Daya Tarik CFD HI

“Model demikian yang diharapkan dalam pendekatan keadilan restoratif. Kami mendorong semua pihak untuk ambil peran dalam pencegahan dan penanganan bullying. Jangan sampai ada lagi anak-anak kita jadi korban bullying karena kita menormalisasi bullying,” ujar Dian.

Dian menyebutkan, kasus bullying selalu hadir karena ketimpangan relasi kuasa. Bullying, lanjutnya, selalu mendatangkan penderitaan.

“Oleh karenanya kita semua harus ambil peran untuk menghentikan bullying. Ingat Normalisasi bullying sama dengan normalisasi kekerasan,” kata Dian.

Dian menekankan bahwa kita harus merespons setiap indikasi perilaku bullying dengan memerhatikan bentuk dan dampaknya.. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Undang-Undang Perlindungan Anak bisa menjadi payung hukum pencegahan bullying.

“Ketika perspekstif ini tidak hanya bagi lingkungan pendidikan, namun juga keluarga yg jalankan fungsi pengasuhan harus juga mendapatkan edukasi. Bullying tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi bisa bisa terjadi di dalam lingkungan keluarga atau juga pergaulan,” tambah Dian.

Sebelumnya, KB (8), seorang murid kelas dua SDN 12 di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, tewas diduga akibat dipukuli oleh lima orang kakak kelasnya.

4 Kesalahan Memilih Kacamata yang Sering Tak Disadari

Korban adalah anak dari pasangan Gimson Beni Butarbutar (38) dan Siska Yusniati Sibarani (30), dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Menurut Gimson, ayah korban, anaknya sering menjadi korban bullying di sekolah oleh pelaku yang merupakan kakak kelasnya.

Kondisi KB sempat menurun yakni mengalami demam tinggi, sakit pinggang, dan bolak-balik ke kamar mandi. Setelah diperiksa, ditemukan bengkak di perutnya di bawah pusar.

Kondisi KB lantas semakin memburuk dengan sakit perut dan demam yang terus meningkat hingga akhirnya meninggal dunia. Orangtua KB kemudian melaporkan peristiwa bullying yang menimpa anaknya ke pihak kepolisian.

Exit mobile version