JAKARTA, Cinta-news.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akhirnya buka suara! Mereka memastikan akan memindahkan Patung Jenderal Besar Sudirman yang ikonik itu ke lokasi baru yang jauh lebih representatif. Keputusan ini mereka ambil seiring dengan proyek raksasa pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Alhasil, wajah kawasan tersebut pasti akan berubah total.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, sendiri yang menegaskan hal ini. Beliau dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya harus menempatkan patung pahlawan nasional tersebut di posisi yang lebih menonjol. Tujuannya jelas, agar masyarakat bisa dengan mudah melihat dan menghargai sang jenderal. “Kita tentu harus memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk Patung Sudirman. Bagaimanapun juga, ini adalah jenderal besar kita. Oleh karena itu, nanti ketika kawasan Dukuh Atas sudah dibangun dan terkoneksi, kita akan menempatkan Patung Sudirman di posisi yang betul-betul paling depan,” ujar Pramono dengan penuh keyakinan di Balai Kota Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Lalu, kemana tepatnya patung bersejarah ini akan pindah? Rencananya, patung yang saat ini dengan gagah berdiri di kawasan Jalan Jenderal Sudirman itu akan menempati “rumah” barunya. Lokasi barunya akan berada di perbatasan antara Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Dengan demikian, posisinya akan menjadi lebih strategis dan sentral.
Pramono menambahkan penjelasan dengan gaya bicara yang santai namun meyakinkan, “Patung itu nantinya akan bisa warga Jakarta nikmati dengan lebih baik. Bayangkan, terutama saat kamu sedang terjebak macet, patung itu akan tampak lebih jelas dan lebih indah untuk dilihat. Prinsip kami sederhana, patung ini pasti akan mendapatkan tempat yang lebih baik dari sekarang,” tambahnya saat beberapa wartawan temui di Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).
Selain itu, penataan ulang ini juga memiliki tujuan strategis lainnya. Pramono berharap dengan lokasi baru nanti, masyarakat yang melintas dari arah Jalan Thamrin bisa langsung melihat sosok sang Jenderal dengan lebih jelas. “Justru nanti, sebelum kita naik ke kawasan Dukuh Atas, jika kita datang dari arah Thamrin, Patung Sudirman akan langsung menyambut dan kelihatan dengan lebih jelas serta lebih enak dipandang mata. Kami akan mengatur sedemikian rupa untuk mewujudkannya,” lanjutnya memberikan gambaran.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, juga mendukung rencana ini. Ia menuturkan bahwa pemindahan patung ini sejalan sepenuhnya dengan visi besar pembangunan kawasan TOD Dukuh Atas. Pemerintah mencanangkan kawasan ini sebagai simpul utama integrasi transportasi massal di ibu kota. TOD tersebut nantinya akan menghubungkan berbagai moda transportasi, mulai dari MRT, LRT, KRL, hingga kereta bandara.
“Kami sudah menyiapkan desain untuk kawasan ini. Bahkan, Pak Gubernur sudah merencanakan untuk memindahkan patung Jenderal Besar Sudirman itu. Awalnya patung berada di sisi selatan, nanti akan kami pindahkan lebih mendekati ke arah Thamrin,” kata Dudy dalam pernyataannya pada Selasa (30/9/2025).
Integrasi transportasi yang super lengkap ini akan memberikan kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya kepada masyarakat. Mereka akan bisa berpindah dari satu moda transportasi ke moda lainnya tanpa harus repot-repot keluar dari gedung atau terminal. “Semua sistem transportasi itu nantinya akan terkoneksi satu sama lain. Hal ini akan sangat memudahkan bukan hanya masyarakat Jakarta, tapi juga para pengunjung dari luar Jakarta karena semuanya terhubung dengan seamless,” jelas Dudy dengan semangat.
Namun demikian, rencana pemerintah ini justru memantik beragam tanggapan dari masyarakat. Rencana pemindahan patung ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga. Beberapa pihak merasa khawatir langkah ini akan mengikis makna sejarah.
Sofia (25), seorang warga Setiabudi, menyampaikan kekhawatirannya dengan lugas. Menurutnya, pemindahan patung ini justru berisiko mengurangi makna sejarah dari kawasan Jalan Jenderal Sudirman itu sendiri. “Kalau patungnya dipindahkan, berarti jalan ini namanya juga harus ganti dong? Kan jadi aneh, namanya tetap Jalan Jenderal Sudirman, tapi patungnya sendiri justru hilang dari tempatnya,” ucap Sofia dengan nada protes, Jumat (3/10/2025).
Okta (26), warga Setiabudi lainnya, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Ia menilai bahwa patung tersebut bukanlah sekadar monumen biasa, melainkan sebuah simbol identitas bagi kawasan tersebut. “Bagi kami, ini bukan cuma tentang sebuah patung biasa, tapi ini adalah simbol dari Jalan Sudirman. Rasanya, kalau patung ini dipindahkan, seolah-olah sejarah panjang jalan ini ikut tercabut dan dipindahkan. Akan lebih wajar jika pertimbangan untuk mengganti nama jalan juga ikut kita layangkan,” katanya dengan penuh pertimbangan.
Sementara itu, Udin (38), seorang pengemudi ojek online yang kerap melintas di kawasan itu, memberikan pendapat yang lebih praktis. Ia berpendapat bahwa alasan pemerintah agar patung lebih terlihat dari arah Thamrin sebenarnya bisa masyarakat atasi dengan cara lain. “Menurut saya sih, kalau alasannya cuma supaya terlihat dari Thamrin, seharusnya cukup dengan penataan ulang ruang saja. Tidak perlu sampai dipindahkan secara total. Jalan Sudirman kan sudah sangat identik dengan sosok Jenderal Sudirman. Keberadaan patung di tempatnya yang sekarang sudah menjadi jiwa jalan ini,” ujarnya mewakili perasaan banyak orang yang akrab dengan pemandangan ikonik tersebut.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com