Cinta-news.com – Bayangkan sebuah hutan di tengah kota yang tiba-tiba mengunci pintunya! Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung kini menjalani “operasi kecantikan” besar-besaran. Pemerintah Kota Bandung akhirnya memutuskan untuk merevitalisasi hutan kota yang sangat dicintai ini. Mereka mengambil langkah ini setelah menyadari banyak bagian hutan sudah menunjukkan kerusakan cukup serius. Sejak akhir September 2025, masyarakat pun tidak bisa menikmati segarnya Babakan Siliwangi karena kawasan ini resmi ditutup sementara.
Apa sebenarnya yang membuat revitalisasi ini berbeda? Tujuan utamanya jauh lebih mulia dari sekadar perbaikan biasa. Tim perencana tidak hanya ingin mempercantik tampilan luarnya. Mereka juga berkomitmen untuk menghidupkan kembali semua fungsi dasar hutan kota. Selain itu, mereka ingin menciptakan sebuah ruang hijau yang lebih bermanfaat bagi semua kalangan. Ruang ini juga dirancang untuk berkelanjutan di masa depan dan tentunya lebih ramah lingkungan. Jadi, proses ini merupakan investasi jangka panjang untuk mengembalikan jiwa Babakan Siliwangi.
Plt Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Bandung, Yuli Ekadianty, langsung menegaskan kepastian penutupan ini. Yuli Ekadianty menegaskan bahwa pihaknya secara resmi menutup Hutan Kota Babakan Siliwangi untuk umum mulai 29 September 2025. “Kami menutupnya karena sedang melakukan penataan intensif yang kami targetkan selesai dalam 90 hari,” jelas Yuli, Minggu (5/10/2025). Namun, ia berharap pekerjaan ini bisa timnya selesaikan lebih cepat dari target.
Lalu, proyek senilai miliaran rupiah ini mencakup pekerjaan apa saja? Pekerjaannya sangat banyak! Pertama, tim akan membangun gerbang baru sebagai penanda pintu masuk yang lebih jelas. Selama ini, pintu masuk sering membingungkan pengunjung karena letaknya berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Kemudian, mereka akan memasang pembatas fisik untuk memisahkan alur menuju hutan dan area TPS. Tim juga akan memperbaiki kolam mata air yang lama terbengkalai. Mereka pun akan membaik sistem kirmir (saluran air), menambah pencahayaan lampu, dan memperbaiki berbagai fasilitas pendukung lainnya yang rusak.
Mengapa revitalisasi ini terasa sangat mendesak? Jawabannya karena kondisi kawasannya sudah sangat memprihatinkan! Yuli memaparkan beberapa fakta yang cukup mencengangkan. Misalnya, kolam mata air yang seharusnya menjadi daya tarik justru terlihat tidak terawat dan tidak memiliki kirmir yang layak. Pemerintah setempat membiarkan area untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) tanpa alas yang memadai. Bahkan, tim ahli menyatakan beberapa titik di kawasan tersebut rawan longsor saat hujan deras. Kondisi-kondisi inilah yang memaksa pemerintah kota untuk segera turun tangan.
Perlu diketahui, proyek ambisius ini tidak dikerjakan sekaligus dalam satu tahun. Yuli menegaskan bahwa yang berjalan saat ini hanyalah tahap pertama, yang berfokus pada bagian depan hutan. “Kami baru menyentuh bagian depannya dulu, tidak semuanya. Ini baru tahap satu mengingat sejak pertama kali dibangun pada era Pak Ridwan Kamil, belum pernah ada perbaikan signifikan,” ungkapnya. Untuk membiayai tahap pertama ini, Pemerintah Kota Bandung mengalokasikan dana tidak main-main dari APBD Kota Bandung Tahun 2025. “Nilai kontrak untuk pekerjaan tahap satu ini mencapai Rp 3 miliar,” tegas Yuli. Tim memprioritaskan bagian depan karena mereka menganggap area ini paling berbahaya jika terjadi longsor.
Jadi, meskipun saat ini kita harus rela tidak berkunjung dulu, bayangkan hasil nantinya. Kita akan menikmati gerbang megah yang menyambut, kolam mata air jernih yang kembali mengalir, jalan setapak aman dari longsor, dan pencahayaan yang memadai. Tahap kedua yang dijanjikan untuk tahun depan akan menyempurnakan semua pembenahan ini. Penutupan sementara dan anggaran miliaran rupiah ini merupakan harga pantas untuk mengembalikan kejayaan “paru-paru kota” Bandung yang legendaris. Hasilnya akan kita nikmati bersama untuk generasi sekarang dan mendatang.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com