cinta-news.com, JAKARTA — Chandra Asri Dipalak Ormas & Kadin, BKPM Siap Turun Tangan. Proyek megah pembangunan pabrik kimia chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) tiba-tiba menjadi sorotan. Pasalnya, beredar dugaan kuat bahwa sejumlah organisasi masyarakat (ormas) dan pelaku usaha lokal meminta “jatah” dari nilai investasi proyek tersebut.
Bukti kuat terlihat dari beberapa video yang viral di Instagram, X, dan TikTok. Dalam salah satu unggahan akun TikTok Fakta Banten pada Minggu (11/5/2025), terlihat sejumlah perwakilan Kadin Cilegon dan ormas setempat bertemu dengan kontraktor proyek, Chengda Engineering Co. Mereka secara terang-terangan meminta bagian dari proyek senilai Rp15 triliun ini.
Dalam video tersebut, beberapa orang mengenakan seragam Kadin dengan logo putih-hitam tampak bersuara lantang. Tak hanya Kadin, sejumlah asosiasi seperti HIPPI, Hipmi, Gapensi, dan HNSI juga hadir. Salah satu perwakilan Kadin Cilegon bahkan menegaskan tuntutannya: “Tanpa lelang, porsi Rp5 triliun untuk Kadin dan Rp3 triliun untuk kami harus jelas!”
Sumber Bisnis yang mengetahui kejadian ini membenarkan kebenaran video tersebut, meski belum bisa memberikan klarifikasi lebih lanjut.
BKPM Turun Tangan, Bakon Panggil Ormas & Kadin
Kabar permintaan “jatah” ini akhirnya sampai ke meja Kementerian Investasi/BKPM. Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM, Eddy Junaedi, mengonfirmasi bahwa Chandra Asri telah melaporkan insiden ini.
“Kami akan segera memanggil Forkompinda, perwakilan perusahaan, serta Kadin pusat dan daerah untuk membahas masalah ini,” tegas Eddy kepada Bisnis, Selasa (13/5/2025).
BKPM berjanji memperketat pengawasan investasi dan mengerahkan Satgas Premanisme untuk mencegah gangguan semacam ini. Namun, Wakil Ketua Kadin Indonesia, Bobby Gafur Umar, belum memberikan tanggapan hingga berita ini terbit.
Pabrik CA-EDC Chandra Asri Jadi Proyek Strategis Nasional
Pabrik CA-EDC di Cilegon, Banten, ini resmi ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Perpres No. 12/2025. Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyambut baik status PSN ini karena mempercepat pembangunan dan mendukung hilirisasi industri kimia nasional.
“Proyek ini akan mengurangi ketergantungan impor bahan kimia dan mendukung industri baterai kendaraan listrik,” ujar Erwin pada 4 Maret 2025.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menyuntikkan dana Rp15 triliun untuk membangun pabrik yang mampu memproduksi 400.000 ton kaustik soda per tahun guna memenuhi kebutuhan bahan baku baterai kendaraan listrik (EV). Industri konstruksi memanfaatkan EDC sebagai bahan utama pembuatan pipa PVC.
Ancaman Premanisme Ormas Ganggu Iklim Investasi
Sebelumnya, Chandra Asri sudah mengkhawatirkan gangguan keamanan dari ormas yang kerap meminta “jatah”. Direktur Legal & External Affairs Chandra Asri, Edi Rivai, mengungkapkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di Cilegon, tetapi juga di kawasan industri lain.
“Kadin sebenarnya sudah membentuk satgas khusus untuk menangani ormas nakal,” jelas Edi pada 15 Maret 2025.
Perusahaan mendesak pemerintah segera memberikan kepastian hukum guna menghentikan gangguan terhadap aktivitas produksi dari aksi premanisme. Pemerintah harus menindak tegas praktik semacam ini sebelum merusak iklim investasi Indonesia.
Langkah tegas BKPM dinanti untuk memastikan proyek strategis ini berjalan lancar tanpa intervensi pihak tak bertanggung jawab.