Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Berulang Kali Diserang! Pemuda Bersenjata Ganggu Ketenangan Warga Belawan

MEDAN, Cinta-news.com – Rasa takut dan waswas terus menghantui para Ibu di Lorong Proyek, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Pasalnya, selama dua hari berturut-turut, ketenangan mereka terusik oleh kedatangan sekelompok pemuda tak dikenal yang berulah brutal dan melakukan penyerangan secara membabi-buta. Kini, lorong yang semula ramai itu berubah menjadi zona bahaya yang membuat warga, terutama para ibu, enggan keluar rumah.

Tuti (44), seorang warga yang menjadi saksi mata langsung, dengan suara bergetar kemudian menceritakan detik-detik mengerikan saat penyerangan pertama terjadi. Menurut penuturannya, pada Kamis (2/10/2025) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB, suasana masih sangat sunyi. Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, sekelompok besar pemuda mendatangi permukiman mereka dengan membawa senjata yang sangat menakutkan. Kelompok itu tidak hanya membawa panah atau klewang, tetapi juga membawa senjata api jenis senapan, yang menunjukkan tingkat ancaman yang sangat serius.

“Dengan sikap agresif, mereka kayak sengaja cari lawan untuk dihajar,” ujar Tuti sambil memperlihatkan kerusakan di rumahnya. Namun, berkat kebijaksanaan para pemuda setempat yang memilih untuk tidak merespons provokasi itu, situasi tidak langsung meledak menjadi keributan massal. Akan tetapi, penolakan untuk diajak berkelahi justru membuat para pelaku menjadi semakin emosi. Alhasil, mereka pun mengalihkan amukannya dengan merusak rumah-rumah warga yang tidak bersalah. “Rasanya cemas sekali kami di sini, sampai-sampai kami sama sekali tidak berani keluar rumah. Mau kami lawan, apa daya, kekuatan kami tidak sebanding dan itu hanya akan percuma,” tambahnya dengan nada pasrah.

Akibat aksi brutal itu, rumah yang disewakan Tuti kepada seorang warga pun tidak luput dari sasaran amukan para pemuda. Dinding rumah yang terbuat dari papan mereka rusak dengan kasar hingga menciptakan beberapa lubang besar. Tidak berhenti di situ, atap rumahnya juga mengalami kebocoran karena menjadi sasaran lemparan batu secara bertubi-tubi. “Akhirnya, dinding yang bolong itu terpaksa saya tempel saja pakai seng seadanya. Bahkan, CCTV yang saya pasang untuk keamanan juga ikut dirusak. Total, saya harus menanggung kerugian sekitar Rp 3 jutaan,” sebut Tuti dengan wajah sedih. Selain rumah Tuti, rumah-rumah tetangganya juga mengalami nasib serupa; kaca jendela mereka pecah berantakan dihujani batu dari luar.

Tentu saja, Tuti dan warga lainnya tidak bisa menerima perlakuan semena-mena ini. Oleh karena itu, dengan semangat membela haknya, Tuti segera mengambil langkah tegas dengan melaporkan insiden tragis ini ke Polres Pelabuhan Belawan. Mereka berharap aparat kepolisian dapat segera bertindak untuk mengamankan situasi. Namun, yang sangat memilukan, kelompok penyerang itu justru menunjukkan sikap tidak takut dan kembali melakukan teror. Pada dini hari berikutnya, sekitar pukul 02.00 WIB, mereka kembali menghampiri permukiman warga dan melanjutkan aksi perusakannya.

Kali ini, aksi mereka bahkan lebih brutal dan merusak. Tina Simatupang (56) dengan suara lirih menceritakan bahwa tempat jualan atau ‘steling’ miliknya benar-benar hancur karena menjadi sasaran lemparan batu. “Lebih mengerikan lagi, ada seng atap rumah warga yang sampai terbakar karena mereka melemparkan bom molotov,” ucap Tina, menggambarkan betapa berbahayanya aksi para pemuda ini. Ade (36), warga lainnya, pun merasakan dampak yang hampir sama persis. Steling kaca yang ia gunakan untuk berjualan nasi turut hancur berantakan. Selain itu, kaca angkutan kota (angkot) milik orangtuanya juga tidak luput dari amukan mereka dan pecah berkeping-keping.

“Dampaknya sangat besar bagi kami. Sekarang, kami sama sekali tidak bisa berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, ayah saya terpaksa tidak bisa bekerja karena angkotnya rusak,” ungkap Ade dengan nada prihatin. Ade juga mengungkapkan bahwa korban jiwa nyaris berjatuhan; ada tiga pemuda yang terluka karena terkena panah yang dibawa oleh kelompok penyerang tersebut. Ade dan seluruh warga kemudian berharap dengan sangat agar kepolisian dan pemerintah setempat dapat segera mencari solusi permanen agar rumah-rumah warga tidak lagi menjadi sasaran penyerangan. “Kami benar-benar tidak tahu apa masalah sebenarnya dari para pemuda ini. Kalaupun memang ada masalah di antara mereka, seharusnya jangan menyasar rumah warga yang tidak tahu apa-apa. Ini kan banyak sekali warga sipil yang menjadi korban,” pinta Ade dengan harapan agar situasi segera kembali aman.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *