Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Banjir Terparah di Bonegunu: Sungai Ronta Meluap, Ratusan Rumah Terendam

BUTON UTARA, cinta-news.com – Ratusan rumah warga di Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, terendam banjir pada Kamis (26/6/2025) pagi. Banjir ini langsung menyapu permukiman warga setelah Sungai Ronta meluap akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama dua hari tanpa henti.

Baca Juga: Polisi Tangkap 3 Remaja Tawuran di Tanah Abang, Senjata Tajam Disita

Banjir Mulai Merendam Permukiman Sejak Kemarin
Menurut salah seorang warga, Rusdin, banjir mulai menggenangi rumah-rumah sejak Rabu (25/6) sore sekitar pukul 17.00 WITA. “Air terus naik sejak kemarin sore sampai sekarang, bahkan pagi ini belum juga surut,” ungkapnya dengan nada khawatir.

Dua desa yang paling menderita adalah Desa Rante Gola dan Desa Ronta. Di sana, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, membuat warga kesulitan beraktivitas. Tidak hanya rumah-rumah, sejumlah fasilitas umum juga ikut terendam. “Luapan Sungai Ronta dan hujan lebat yang tak henti sejak kemarin memicu semua ini,” tegas Rusdin.

Akses Jantung Transportasi Lumpuh Total
Banjir tak hanya menyusahkan warga, tetapi juga memutus akses jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Buton Utara dengan Kabupaten Buton dan Kota Baubau. Genangan air yang sangat tinggi membuat kendaraan roda dua maupun roda empat sama sekali tidak bisa melintas.

“Kami belum pernah melihat banjir sebesar dan separah ini sebelumnya,” tegas Rusdin. Kondisi ini memaksa warga mengungsi sementara sambil menunggu air surut.

Banjir tidak hanya merendam rumah, tetapi juga merusak perabotan, dokumen penting, dan persediaan makanan warga. Banyak keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara anak-anak tidak bisa berangkat sekolah karena jalanan tertutup air.

Selain itu, sejumlah warung dan pasar tradisional terpaksa tutup karena lokasinya terendam. “Kami kesulitan mendapatkan bahan makanan karena akses jalan benar-benar terputus,” keluh seorang ibu rumah tangga, Siti.

Upaya Warga dan Pemerintah Menghadapi Banjir
Meski situasinya sulit, warga tetap berusaha saling membantu. Beberapa pemuda setempat membentuk tim relawan untuk mengevakuasi warga yang terjebak di rumah mereka. Tim pemerintah setempat kini sedang mempersiapkan logistik dan perahu karet untuk menyalurkan bantuan ke lokasi terdampak.

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada bantuan resmi yang tiba di lokasi. Warga berharap air cepat surut agar mereka bisa membersihkan rumah dan memulai kehidupan normal kembali.

Berdasarkan keterangan warga, banjir kali ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Namun, banyak yang menilai bahwa sistem drainase yang buruk dan pendangkalan sungai turut memperparah kondisi.

“Kalau sungainya dibersihkan secara rutin, mungkin banjir tidak separah ini,” ucap Rusdin. Warga mendesak pemerintah melakukan normalisasi sungai untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

Banjir di Bonegunu bukanlah yang pertama, tetapi yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Warga membutuhkan tidak hanya bantuan darurat, tetapi juga solusi struktural seperti perbaikan drainase dan pengelolaan sungai yang lebih baik.

Sementara itu, mereka tetap waspada karena prediksi cuaca masih menunjukkan potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Semoga bantuan segera datang dan kondisi bisa pulih dengan cepat.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *