PEKANBARU, cinta-news.com – Pada Jumat (13/6/2025), polisi menangkap lima orang pelaku yang terlibat dalam pembakaran rumah dan kantor PT Seraya Sumber Lestari (SSL) di Kampung Tumang, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau.
Tim penyidik menangkap pelaku setelah sebelumnya mengamankan sembilan orang terkait insiden tersebut.
“Kami telah menetapkan lima tersangka dari sembilan orang yang kami amankan,” tegas Aipda Jimmi Yuliadi, Pejabat sementara Kasubsi Penmas Humas Polres Siak, saat dikonfirmasi.
“Kami mengamankan 9 orang semalam yang diduga pelaku. Berdasarkan pemeriksaan dan alat bukti, kami menetapkan 5 orang sebagai tersangka kasus di Kampung Tumang, sementara 4 lainnya kami perlakukan sebagai saksi,” jelas Aipda Jimmi Yuliadi melalui telepon.
Jimmi mengungkapkan, salah satu tersangka berinisial S merupakan aktor intelektual di balik pembakaran aset perusahaan tersebut.
Selain itu, tersangka berinisial P berperan sebagai bendahara atau pengumpul dana untuk kegiatan aksi demonstrasi.
“Sedangkan tiga tersangka lainnya melakukan pembakaran,” tutur Jimmi.
Kepolisian telah menahan kelima tersangka untuk proses hukum lebih lanjut. Penyidik amankan tujuh tersangka tambahan terkait aksi anarkis.
Oknum Paksa Bos Korban Kebakaran Bayar Rp8 Juta
Polisi masih memeriksa mereka sebagai saksi. Ribuan warga yang berdemo di kantor PT SSL pada Rabu (11/6/2025) memicu aksi pembakaran ini.
Perusahaan menanami lahan warga dengan akasia, memicu kemarahan warga.Hal ini memicu tindakan anarkis.
AKBP Eka Ariandy Putra (Kapolres Siak) mengonfirmasi konflik lahan akasia di lahan klaim masyarakat memicu aksi tersebut.
Eka menjelaskan kepada wartawan di Siak, Kamis (12/6/2025), bahwa warga melakukan aksi anarkis akibat sengketa lahan.
Eka melaporkan hasil olah TKP bahwa pelaku membakar tiga unit rumah, 15 kamar mes, dan lima unit kantor.
Selain itu, 15 unit kendaraan serta klinik perusahaan juga mengalami kerusakan parah.Menyusul kejadian ini, Kapolres dan Bupati Siak turun langsung ke lokasi untuk meredam situasi.
Kepolisian menyiagakan sejumlah personel untuk mencegah terulangnya konflik serupa.