JAKARTA, Cinta-news.com – Pemerintah akhirnya mengambil tindakan tegas! Mereka menghentikan sementara operasional pabrik PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) sejak Kamis (11/12/2025). Langkah drastis ini muncul setelah perusahaan menerima dua kebijakan pemerintah sekaligus.
Pertama, Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Kemenhut) mengirim surat resmi. Surat itu menangguhkan sementara akses administrasi hasil hutan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tak hanya itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumatera Utara juga mengirim surat perintah. Surat tersebut memerintahkan penghentian seluruh kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu eucalyptus.
Pemerintah mengambil kebijakan ini untuk mengantisipasi potensi banjir dan cuaca ekstrem. Sebelumnya, ketiga provinsi itu sudah dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang memakan banyak korban jiwa.
Kebijakan ganda ini langsung memaksa TPL menghentikan operasi pabriknya. Pasalnya, sistem administrasi kayu macet dan pasokan bahan baku dari hutan tanaman terhenti total. “Perseroan wajib menghentikan sementara operasional pabrik,” tulis perusahaan dalam surat resminya.
Namun, TPL memastikan mereka tetap menjalankan perawatan aset pabrik dan tanaman selama masa henti ini. Tujuannya jelas, agar pabrik siap beroperasi kembali begitu pemerintah memberi izin.
Dari sisi operasional, perusahaan mengakui hambatan ini akan mengganggu proses produksi. Namun dari sisi hukum, mereka yakin tidak ada risiko karena mengikuti instruksi resmi. Sayangnya, dari sisi keuangan, pendapatan perusahaan berpotensi tertunda.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak sosial-ekonominya. Rantai pasok TPL melibatkan banyak pemasok, kontraktor, UMKM, dan jasa transportasi. Banyak masyarakat juga menggantungkan hidup pada aktivitas perusahaan. TPL berjanji akan menjalankan mitigasi bersama pemerintah daerah dan stakeholder terkait.
Sebagai langkah lanjutan, perusahaan kini berkoordinasi intensif dengan Kemenhut, DLHK Sumut, dan pemda setempat. Mereka berkomitmen memberikan informasi terbuka jika ada kebijakan baru yang mempengaruhi operasi.
Klaim Mengejutkan Soal Fasilitas Produksi
Menariknya, sebelum ini TPL sempat mengklaim bahwa fasilitas mereka tidak terdampak banjir sama sekali. Manajemen menyampaikan pernyataan itu melalui surat resmi ke BEI. Mereka menanggapi permintaan klarifikasi regulator soal bencana akhir November 2025.
TPL menjelaskan bahwa seluruh fasilitas operasionalnya berada di luar zona terdampak. “Tidak ada gangguan terhadap produksi, logistik, maupun distribusi,” tulis manajemen. Perusahaan juga menegaskan tidak ada perubahan strategi pasokan. Mereka pun tidak perlu merelokasi pabrik atau mencari kawasan industri baru.
Dengan klaim tidak terdampak langsung, aspek keuangan dan hukum perseroan disebut tetap stabil. Namun, klaim stabil itu kini diuji dengan realita terhentinya pabrik akibat kebijakan antisipasi bencana. Pemerintah jelas memprioritaskan keselamatan warga dan kewaspadaan cuaca ekstrem.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com











