Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Warga Serpong Menjerit Dikepung Bau Menyengat TPA Cipeucang

TPA

TANGERANG SELATAN, Cinta-news.com – Warga sekitar TPA Cipeucang, Serpong, Tangsel, menghadapi krisis lingkungan yang semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari. Keluhan tentang bau sampah menyengat yang terus bermunculan dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Kondisi yang semakin buruk ini tidak hanya mengganggu kenyamanan hidup mereka, tetapi juga mulai mempengaruhi kesehatan dan aktivitas ekonomi sehari-hari.

Tina (60), warga yang rumahnya hanya berjarak 150 meter dari TPA, dengan suara lirih mengaku sudah bertahun-tahun harus bertahan hidup dengan bau sampah yang menyertai kehidupannya sehari-hari. Namun, yang paling membuatnya khawatir adalah kondisi terkini yang jauh lebih buruk dari sebelumnya. “Sudah puluhan tahun saya tinggal di sini, namun bau sekarang benar-benar tak tertahankan dan berbeda dari sebelumnya,” ujar Tina saat tim kami temui di depan rumahnya di Kapling Nambo, Jumat (26/9/2025). Mata Tina tampak berkaca-kaca ketika menceritakan bagaimana ia harus menutup semua jendela rumah meski cuaca sedang panas terik.

Persoalan yang dihadapi warga tidak berhenti pada bau menyengat saja. Kekhawatiran yang lebih besar justru datang dari kondisi fisik TPA yang kian menggunung tanpa terkendali. Longsor sampah yang kerap terjadi telah menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan warga. Ketinggian gunungan sampah yang terus bertambah setiap hari sudah semakin mendekati pemukiman warga, menciptakan pemandangan yang mengerikan bak gunung yang siap runtuh kapan saja.

Situasi yang sudah buruk ini menjadi semakin parah ketika musim hujan tiba. Tina dengan detail menuturkan pengalamannya, “Setiap kali hujan deras datang, bukan hanya bau yang menjadi-jadi, tetapi longsoran sampah seringkali menutup akses jalan utama.” Ancaman yang terus berulang ini memaksa warga untuk selalu waspada, terutama pada malam hari ketika visibilitas berkurang dan risiko kecelakaan meningkat.

Siti, warga lain yang enggan menyebutkan nama aslinya, tegas membenarkan semua keluhan Tina. Menurut ibu tiga anak ini, bau menyengat telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak bisa dihindari. “Yang paling menyebalkan adalah ketika musim hujan tiba, serbuan lalat yang begitu banyak benar-benar membuat kami frustrasi,” ujarnya sambil menunjukkan bagaimana lalat-lalat beterbangan di sekitar tempat tinggalnya.

Dampak krisis ini ternyata langsung mempengaruhi sumber penghidupan Siti yang berjualan makanan ringan. Untuk melindungi dagangannya dari kontaminasi, ia terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli etalase kedap udara. “Meskipun harus mengeluarkan uang lebih, setidaknya dengan etalase ini saya bisa lebih tenang berjualan,” katanya dengan wajah lega namun tetap memperlihatkan kecemasan.

Para warga yang merasa sudah terlalu lama menderita akibat kondisi TPA ini sekarang menuntut tindakan nyata dari pemerintah setempat. Mereka mendesak pemerintah segera mewujudkan solusi permanen untuk masalah longsor dan bau. “Kami tidak mau lagi hidup dalam ketakutan dan ketidaknyamanan seperti ini,” tutur Tina mewakili perasaan semua warga sekitar. Pemerintah harus segera memulihkan keamanan dan kenyamanan warga yang telah terabaikan lama ini sebelum musibah lebih besar terjadi.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *