Cinta-news.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan peringatan dini! Lembaga ini berhasil mendeteksi dua bibit siklon tropis yang berpotensi memengaruhi kondisi cuaca di Tanah Air dalam beberapa hari ke depan. Dua bibit siklon yang dinamai 98W dan 99W ini sedang aktif dipantau pergerakannya, dan masyarakat perlu mewaspadai dampak tidak langsungnya, terutama potensi hujan lebat dan gelombang laut yang meningkat.
Lokasi dan Kekuatan Dua Bibit Siklon
Pertama, Bibit Siklon Tropis 98W terpantau sedang berkeliaran di wilayah Laut Filipina Timur, tepatnya di bagian utara Maluku Utara. BMKG mencatat, sistem weather ini menunjukkan kecepatan angin maksimum hingga 15 knot (atau setara 28 km/jam) dengan tekanan udara minimum di pusatnya sebesar 1008 hPa.
Sementara itu, sang ‘saudara’, Bibit Siklon Tropis 99W, terpantau berada di wilayah Laut Filipina, di bagian timur Daratan Filipina. Bibit siklon yang satu ini menunjukkan energi yang sedikit lebih kuat dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot (37 km/jam), meski tekanan udaranya sama, yaitu 1008 hPa.
Peluang Berkembang Jadi Siklon Tropis Masih Rendah
Berdasarkan analisis terkini yang dilakukan oleh BMKG pada Selasa, 16 September 2025 pukul 07.00 WIB, kedua bibit siklon ini masih berada dalam wilayah pantauan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta. Pusat dari Bibit Siklon 98W berada di Laut Filipina Barat, sedangkan Bibit Siklon 99W berada di sekitar Laut Filipina.
Nah, kabar baiknya, BMKG menyatakan bahwa peluang kedua bibit siklon ini untuk berkembang menjadi siklon tropis penuh dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih dalam kategori RENDAH. Artinya, kemungkinan besar mereka tidak akan menguat menjadi badai tropis yang lebih berbahaya. Namun, meski peluangnya rendah, kita tidak boleh menganggap sepele keberadaan mereka karena dampak tidak langsungnya akan signifikan memengaruhi Indonesia.
Lalu, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Lantas, pertanyaan terbesarnya adalah: bagaimana dampak kedua bibit siklon ini bagi kita di Indonesia? Menurut penjelasan Prakirawan BMKG TCWC Jakarta, Dina Ike Ayu M., kedua bibit siklon tropis tersebut akan memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan Indonesia.
Dina menegaskan bahwa dampak ini akan terasa dalam 48 jam ke depan, sejak Selasa (16/9) pukul 07.00 WIB hingga Kamis (18/9) pukul 07.00 WIB. Dampak utamanya akan berupa peningkatan aktivitas hujan dan gelombang laut di sejumlah wilayah.
Daftar Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan Lebat!
Bagi Anda yang tinggal atau akan beraktivitas di wilayah-wilayah berikut, BMKG mengimbau untuk waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Wilayah-wilayah tersebut adalah:
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Kepulauan Bangka Belitung
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
- Papua Barat Daya
Peringatan Dini untuk Nelayan dan Pelayaran
Tidak hanya hujan, kedua bibit siklon ini juga akan memengaruhi kondisi perairan. BMKG memprakirakan ketinggian gelombang laut akan mencapai kategori sedang, yaitu sekitar 1,25 meter hingga 2,5 meter di beberapa perairan berikut:
- Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud
- Samudra Pasifik Utara Maluku
- Samudra Pasifik Utara Papua Barat Daya
- Laut Natuna Utara
- Perairan Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna
Oleh karena itu, para nelayan dan pihak yang melakukan aktivitas pelayaran di wilayah-wilayah tersebut diharapkan untuk selalu waspada dan memantau perkembangan peringatan dini cuaca dari BMKG.
Apa Sebenarnya Penyebab Munculnya Bibit Siklon Tropis Ini?
Anda mungkin penasaran, apa yang memicu munculnya bibit-bibit siklon tropis ini? Dina Ike Ayu M. dari BMKG mengungkapkan bahwa kemunculannya dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor atmosfer yang kompleks. Faktor utama penyebabnya adalah suhu muka laut yang saat ini dalam kondisi hangat, sehingga menyediakan energi yang cukup bagi pertumbuhan sistem badai. Selain itu, adanya gangguan atmosfer skala global juga turut berperan.
Faktor pendukung lainnya adalah posisi Indonesia yang saat ini sedang mengalami musim peralihan (transisi). Selanjutnya, kondisi musim peralihan ini memicu terbentuknya daerah pusat tekanan rendah dan mengaktifkan gelombang atmosfer, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan bibit-bibit siklon tropis seperti 98W dan 99W.
Kesimpulan dan Imbauan BMKG
Sebagai penutup, BMKG terus mengedepankan prinsip keahlian (Expertise) dan keakuratan (Authoritativeness) dalam setiap rilis informasinya. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik, namun tetap waspada dan proaktif dalam mengikuti perkembangan informasi cuaca terbaru dari BMKG melalui kanal-kanal resminya. Dengan memahami potensi risiko ini, kita dapat melakukan persiapan yang lebih baik untuk menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem besok dan lusa. Selalu siapkan payung dan hindari berlayar jika tidak sangat mendesak, ya!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com