KENDARI, Cinta-news.com – Dunia pendidikan Kota Kendari diguncang aksi brutal! Seorang siswa SMAN 12 Kendari, Alfiansah Nurrohim (16), menjadi korban pengeroyokan sadis oleh sekelompok pelajar usai upacara HUT RI ke-80. Kejadian ini langsung viral setelah video penganiayaannya beredar luas di media sosial.
Aksi Keji di Jalan Budi Utomo
Tanpa ampun, Alfiansah terkapar bersimbah darah di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi. Awalnya, ia hanya mengantar teman sekelasnya yang tidak punya motor. Namun, di kawasan THR, sekelompok pelajar tiba-tiba mengadangnya. Ranselnya ditarik paksa hingga ia terjatuh, lalu mereka langsung menghujani korban dengan pukulan dan tendangan.
Korban Kritis, Operasi Otak Darurat
Akibat pengeroyokan itu, Alfiansah dilarikan ke RS Bhayangkara dalam kondisi kritis. Dokter langsung merujuknya ke RSUD Bahteramas untuk menjalani operasi otak dan perbaikan tulang lengan kiri yang patah. “Batok kepalanya masuk ke dalam, gigi hancur, dan ada pendarahan internal. Kalau tidak segera dioperasi, nyawanya bisa tidak tertolong,” tegas dr. Muh Saiful, Dirut RSUD Bahteramas.
Orang Tua Syok: “Anak Saya Salah Sasaran!”
Purwo Setiono, ayah korban, tidak menyangka anaknya menjadi korban kekerasan. “Dia anak pendiam, pulang sekolah langsung bantu jualan di pasar. Tidak pernah terlibat tawuran,” ungkapnya dengan suara bergetar. Ia menduga pelaku salah sasaran karena Alfiansah hanya membantu temannya pulang.
Tim dokter menyatakan Alfiansah harus menjalani 4 kali operasi. Tahap pertama fokus pada pengurangan tekanan di otak dan menghentikan pendarahan. Gubernur Sultra langsung turun tangan menjamin biaya pengobatan. “Kami akan lakukan yang terbaik untuk keselamatan pasien,” tambah dr. Saiful.
Masyarakat Geram, Tuntut Penangkapan Pelaku
Video kejadian yang beredar memicu kemarahan warganet. Banyak yang menuntut polisi segera menangkap pelaku. “Ini bukan tawuran biasa, ini percobaan pembunuhan!” tulis salah satu komentar.
Sekolah Diam, Polisi Mulai Penyidikan
Hingga saat ini, pihak SMAN 12 Kendari masih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Sementara itu, polisi telah memulai penyelidikan dengan mengumpulkan rekaman CCTV dan keterangan saksi.
Keluarga Berharap Keadilan
Purwo hanya bisa pasrah menunggu di rumah sakit sambil berdoa. “Saya minta pelakunya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Anak saya tidak bersalah!” tegasnya.
Hingga Senin (18/8) sore, Alfiansah masih di ruang operasi. Dokter mengatakan butuh waktu minimal 48 jam untuk memastikan kondisinya stabil.