PEKANBARU,cinta-news.com – Sampah menumpuk di Kota Pekanbaru, Riau, setelah Pemkot Pekanbaru memutus kontrak kerja sama dengan PT Clean Waste sebagai pihak ketiga pengangkut sampah.
Sejak beberapa hari terakhir, sampah menumpuk di pinggir jalan.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru, Reza Aulia, mengatakan, proses pengangkutan sampah di Kota Pekanbaru telah mencapai 80 persen.
“Kami sedang menangani persoalan sampah. Petugas sudah mengangkut 80 persen sampah,” sebut Reza saat wartawan mewawancarainya di Pekanbaru, Jumat (13/6/2025).
Reza menjelaskan, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho langsung memimpin penanganan sampah ini dengan mengerahkan seluruh ASN dan Lembaga Pengelola Sampah (LPS).
Tiga hari setelah putus kontrak, Wali Kota Pekanbaru langsung mengambil alih pengelolaan sampah.
“Sejak mengambil alih penuh pengelolaan sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) menggerakkan berbagai elemen untuk menuntaskan masalah penumpukan sampah yang sempat meresahkan warga,” ucap Reza.
Reza mengungkapkan bahwa aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan LPS, bahu-membahu mengangkut sampah, baik siang maupun malam.
“Alhamdulillah, sampah-sampah yang ada di lingkungan permukiman maupun jalan-jalan protokol, 80 persen sudah diangkut. Kami maksimalkan semua armada dan tenaga yang ada,” ucap Reza.
Reza menyebut, Wali Kota Pekanbaru tengah membahas langkah-langkah strategis penanganan sampah.
Pemkot Pekanbaru akan mengembalikan sistem pengelolaan sampah sepenuhnya ke DLHK.
Warung Sepi, Warga Sindir Tumpukan Sampah BKT Marunda
Hal ini untuk memastikan tata kelola berjalan lebih terstruktur dan efisien, tanpa ketergantungan pada pihak ketiga.
“Kami sedang merancang pola pengelolaan yang terbaik agar pengangkutan dan penanganan sampah bisa lebih terintegrasi dan tepat sasaran,” ucap Reza.
Pemberitaan menyebutkan tumpukan sampah menggunung di berbagai jalan Pekanbaru, Riau dalam beberapa hari terakhir.
Sampah warga menumpuk di pinggir jalan, mengeluarkan bau busuk dan mencemari lingkungan.
Penumpukan sampah terjadi setelah Pemerintah memutus kontrak dengan PT Ella Pratama Perkasa, perusahaan pengangkut sampah di Pekanbaru.
Namun, setelah truk pengangkut membawa sampah ke TPA, muncul masalah baru berupa bau menyengat dan lalat bertebaran di lokasi.
Pasalnya, petugas membuang sampah-sampah itu sementara di kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pekanbaru sebagai tempat transdepo.