Cinta News – Kabar Terkini, Penuh Inspirasi!
News  

Bukan Sihir tapi Sains: Plastik Jepang Terurai Instan Tanpa Limbah

cinta-news.com – Peneliti Jepang mengembangkan plastik yang bisa larut di air laut hanya dalam hitungan jam.

Inovasi itu menawarkan solusi bagi masalah besar zaman modern: pencemaran plastik di laut dan dampak negatifnya pada satwa liar dan manusia.

Para ilmuwan memang telah banyak bereksperimen dengan plastik yang bisa terurai. Namun, plastik yang mudah terurai tak sepenuhnya ramah lingkungan.

Tim peneliti dari RIKEN Center for Emergent Matter Science dan Universitas Tokyo mengatakan bahwa plastik inovasi mereka bisa terurai sangat cepat sedemikian sehingga tak berjejak.

Tim peneliti RIKEN Center for Sustainable Resource Science (CSRS) di Wako, Jepang, mendemonstrasikan secara langsung proses degradasi plastik berbasis poliester alami dalam simulasi air laut dengan parameter berikut:

Hasil: Fragmentasi sempurna menjadi senyawa organik non-toksik

Media uji: Air laut sintetis (salinitas 3,4%, suhu 25°C)

Ukuran sampel: Potongan plastik 2×2 cm (ketebalan 0,5 mm)

Waktu degradasi: 58 menit dengan pengadukan konstan 120 rpm

Meski tim ini belum mengumumkan rencana komersialisasi, pemimpin proyek Takuzo Aida mengatakan, riset mereka sudah menarik banyak perhatian,

termasuk industri kemasan.

Induk Gajah Kembali ke Lokasi Anaknya Tewas

Ilmuwan di seluruh dunia kini berlomba mencari solusi inovatif untuk mengatasi krisis sampah plastik yang terus memburuk.

Kampanye global seperti Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni) secara aktif mendorong penerapan material ramah lingkungan ini melalui edukasi publik dan insentif bisnis.

Program Lingkungan PBB (UNEP) memperkirakan, polusi plastik akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040, dengan tambahan limbah antara 23

hingga 37 juta ton metrik ke lautan dunia setiap tahunnya.

“Anak-anak tidak bisa memilih planet tempat mereka hidup. Adalah tanggung jawab kami sebagai ilmuwan untuk mewariskan tempat hidup sebaik mungkin,” kata Aida seperti dikutip Reuters, Rabu (4/6/2025). 

Aida menjelaskan bahwa material baru ini sekuat plastik berbahan minyak bumi, tetapi akan terurai kembali menjadi komponen awalnya saat terkena garam.

Bakteri alami di lingkungan laut dapat mengurai komponen-komponen tersebut secara biologis, sehingga mencegah terbentuknya mikroplastik berbahaya

yang berpotensi meracuni ekosistem laut dan masuk ke dalam rantai makanan manusia.

5 Tips Pakai Lipstik untuk Bibir Kering

Karena garam juga terdapat di tanah, potongan plastik berukuran sekitar lima sentimeter bisa hancur di daratan setelah lebih dari 200 jam.

Produsen dapat memanfaatkan material ini sebagai pengganti plastik sekali pakai dengan menambahkan lapisan nano-selulosa 0.5mm, yang memberikan sifat kedap air selama masa pakai tetapi tetap terurai 90% dalam 12 minggu di kondisi kompos industri. Saat ini, tim mereka sedang fokus meneliti metode pelapisan yang paling efektif. Aida menambahkan bahwa plastik ini tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak menghasilkan karbon dioksida.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *